Jaksa penuntut dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menjadi sorotan usai mengajukan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan pejabat tinggi Maria Lvova-Belova.
ICC menuduh dua orang itu melakukan kejahatan perang dengan memindahkan secara paksa dan mendeportasi anak-anak Ukraina ke Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa sebetulnya Karim Khan?
Khan berasal dari Inggris. Ia terpilih sebagai jaksa penuntut ICC pada sesi ke-19 Majelis Negara Pihak Statuta Roma di New York. Kemudian, ia dilantik pada 16 Juni 2021.
Sebelum menjadi jaksa di ICC, Khan pernah menjabat sebagai Asisten Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ia juga pernah menjadi penasihat khusus dan kepala di Tim Investigasi PBB yang mempromosikan pertanggungjawaban atas kejahatan yang dilakukan Da'esh/ISIL di Irak (UNITAD) pada 2018-2021. UNITAD berdasarkan resolusi Dewan Keamanan 2379 (2017).
Mereka bertugas mempromosikan upaya pertanggungjawaban atas genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang yang dilakukan ISIL.
Menurut situs resmi ICC, Khan merupakan pengacara dan penasihat raja yang profesional. Pada 2018, ia ditunjuk sebagai Recorder of the Crown Court dan sebagai Bencher of Lincoln's Inn.
Rekam jejak dia di dunia hukum juga tak sangat banyak. Ia menjadi pengacara hukum pidana internasional dan hak asasi manusia selama 30 tahun.
Selain itu, ia juga memiliki pengalaman sebagai jaksa, penasihat korban dan pengacara pembela di pengadilan domestik dan internasional.
Beberapa pengadilan yang pernah dijajaki adalah Pengadilan Kriminal Tribunal Rwanda, Pengadilan Luar Biasa di Kamboja, Pengadilan Khusus untuk Lebanon dan Pengadilan Khusus untuk Sierra Leon.
Dia juga mewakili korban pelanggaran hak asasi manusia di Afrika dan Asia.
(isa/bac)