Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial, setelah Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC) memerintahkan penangkapan Vladimir Putin.
Medvedev mengancam bakal mengirimkan rudal hipersonik untuk menghancurkan markas ICC di Den Haag, Belanda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para hakim ICC bersemangat dengan sia-sia. Lihatlah, kata mereka 'kami berani dan kami mengangkat tangan melawan negara nuklir terbesar tanpa membahayakan kami sendiri.' Aduh, tuan-tuan. Semua orang berjalan di bawah (kehendak) Tuhan dan rudal," kata Medvedev, seperti dikutip dari The Newsweek.
Ini bukan kali pertama eks Presiden Rusia berusia 57 tahun itu mengeluarkan pernyataan kontroversial.
Pada banyak kesempatan sebelumnya, sahabat dekat Putin ini juga kerap kali melontarkan ancaman dan pernyataan 'gila'. Berikut ini pernyataan kontroversial yang pernah dilontarkan Medvedev, seperti dilansir dari berbagai sumber.
Beberapa hari setelah ICC mengeluarkan surat penangkapan Putin, Medvedev mengancam balik dengan mengatakan akan mengirimkan rudal hipersonik ke kantor ICC di Den Haag.
"Sangat mungkin untuk membayangkan penggunaan rudal hipersonik 'Onyx' yang ditargetkan dari kapal perang Rusia di Laut Utara ke gedung pengadilan Den Haag," ujar Medvedev.
Dia juga mempertanyakan ICC sebagai badan peradilan, yang menurutnya tidak netral.
"Pengadilan itu hanya organisasi internasional yang menyedihkan, bukan populasi dari negara-negara NATO. Itu sebabnya mereka tidak akan memulai perang. Mereka akan takut," kata dia.
Pada Juli 2022 lalu, Medvedev juga pernah mengancam akan memulai perang nuklir jika ICC menghukum Moskow atas dugaan kejahatan di Ukraina.
"Gagasan untuk menghukum negara yang memiliki persenjataan nuklir terbesar itu sendiri tidak masuk akal dan berpotensi menimbulkan ancaman bagi keberadaan umat manusia," kata Medvedev, mengutip Moscow Times.
Dia menuding Amerika Serikat ingin menempatkan Moskow di pengadilan internasional. Padahal menurutnya AS sendiri tidak bertanggung jawab atas kematian 20 juta nyawa di dunia karena perang.
Lanjut baca di halaman berikutnya...