Eks Penasihat AS: Perintah ICC Tangkap Putin Tidak Sah
Mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, John Bolton, menyebut Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC) pada dasarnya tidak sah.
Menurutnya, Amerika Serikat tidak perlu 'bekerja sama' dengan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan ICC untuk Presiden Rusia, Vladimir Putin.
"Saya percaya bahwa Pengadilan Kriminal Internasional pada dasarnya tidak sah," kata Bolton kepada Sky News. Menurutnya surat perintah penangkapan ICC bukan lah sesuatu yang harus didukung oleh Amerika Serikat.
Bolton mengatakan Pengadilan Kriminal Internasional tidak sah karena merupakan pelaksanaan kekuasaan pemerintah dalam 'ruang hampa', tanpa kerangka konstitusional untuk menahannya.
"Itu adalah lembaga yang sangat berbahaya," kata dia.
Bolton menyebut pemerintah Rusia pada beberapa titik perlu mempertimbangkan adanya tuduhan kejahatan perang terhadap Putin.
Nantinya keputusan tentang nasib Putin akan dibuat oleh rakyat Rusia, mirip dengan bagaimana Irak membuat keputusan untuk menghukum dan mengeksekusi Saddam Hussein.
Eks Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa Bangsa ini khawatir surat perintah penangkapan ICC juga dapat menghambat negosiasi perdamaian di Ukraina.
"Saya pikir tindakan ICC pada saat ini berpotensi mengancam solusi diplomatik di Ukraina. Jika ingin bernegosiasi langsung, apakah menurut Anda surat perintah penangkapan Putin membuatnya lebih besar atau lebih kecil kemungkinannya untuk bernegosiasi?" ungkap Bolton.
Pengadilan Kriminal Internasional yang berkedudukan di Den Haag, Belanda, mengeluarkan surat perintah penangkapan atas Presiden Vladimir Putin dan Komisioner Hak Anak untuk Rusia, Maria Lvova-Belova.
Perintah penangkapan tersebut dikeluarkan karena Rusia diduga bertanggung jawab atas kejahatan perang, dengan mendeportasi anak-anak secara ilegal dari Ukraina ke Rusia.
Menanggapi langkah ICC, pemerintah Rusia mengindikasikan bahwa mereka sudah terbiasa dengan 'sikap permusuhan' semacam ini.
"Kami mencatatnya, tapi jika kami memikirkan semuanya, tak akan ada gunanya. Untuk itu, kami mengamati dengan santai, mencatat semuanya, dan lanjut bekerja," kata juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov.
Beberapa hari setelah dikeluarkannya surat penangkapan dari ICC, Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan kenegaraan ke Moskow untuk bertemu dengan Putin. Beijing menyebut kunjungan Xi ke Moskow sebagai 'kunjungan untuk perdamaian.'
(dna/bac)