Pemerintah Ukraina membantah klaim tentara bayaran Wagner Group bahwa kota Bakhmut telah berhasil direbut oleh pihak Rusia.
Juru bicara komando militer timur Ukraina, Serhiy Cherevatyl, mengatakan tak jelas di mana pasukan bayaran Rusia mengibarkan bendera. Ukraina memastikan klaim itu salah.
"Mereka mengibarkan bendera di atas semacam toilet, entah di sisi apa. Menggantung kain mereka dan mengatakan telah merebut kota. Bagus, biarkan mereka mengira telah mengambilnya," kata Cherevatyl, dilansir dari Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akhir pekan lalu bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, mengaku pasukannya berhasil mengibarkan bendera Rusia di atas gedung administrasi di Bakhmut.
Menurut Prigozhin dari sudut pandang 'hukum', Bakhmut telah dikuasai oleh Rusia. Namun gagasan ini dibantah keras oleh Ukraina.
Pada 2 April pukul 23.00 waktu setempat, Wagner Group merilis video yang menampilkan Prigozhin memegang bendera Rusia di depan sebuah gedung.
"Di belakang saya adalah gedung administrasi kota (Bakhmut). Ini adalah bendera Rusia. Dari segi hukum, itu (Bakhmut) adalah milik kami," ujar Prigozhin.
Pihak Ukraina memastikan bahwa pasukan Rusia 'sangat jauh' dari merebut kota Bakhmut.
"Bakhmut adalah milik Ukraina dan mereka (Rusia) belum merebut apa pun secara hukum," ujar Cherevatyl.
Bakhmut menjadi salah satu tempat pertempuran paling berdarah dalam perang di Ukraina. Setelah lebih dari satu tahun perang, ratusan ribu orang diduga telah menjadi korban dan sebagian besar kota Bakhmut juga hancur karena pengeboman.