Seekor panda raksasa pinjaman jangka panjang dari China kepada Thailand mati saat berusia 21 tahun pada Rabu (19/4). Panda bernama Lin Hui tersebut meninggal di kebun binatang Thailand enam bulan sebelum dijadwalkan pulang.
Direktur Kebun Binatang Chiang Mai Wutthichai Muangman belum bisa memastikan penyebab kematian Lin Hui, panda raksasa itu.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Lin Hui disebut tampak sakit pada Selasa (18/4) pagi dan hidungnya berdarah ketika dia berbaring setelah makan.
Setelah itu, Lin Hui dilarikan ke tempat perawatan untuk mendapatkan penanganan tim dokter hewan gabungan antara Thailand dan China. Namun, kondisinya memburuk dan dia meninggal Rabu pagi.
"Kami menolongnya sebanyak yang kami bisa sampai Lin Hui meninggalkan kita semua," kata Wutthichai, seperti diberitakan AFP.
Tewarat Vejmanat, seorang dokter hewan yang terlibat dalam perawatan mengatakan panda itu telah menjalani pemeriksaan kesehatan setiap hari.
Panda itu juga sudah berusia lanjut yaitu 21 tahun, dan tidak ada tanda-tanda penyakit atau apapun seperti perbedaan dalam perilakunya sebelum dia jatuh sakit.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin buka suara mengenai hal tersebut.
Wang mengatakan setelah China mengetahui tentang penyakit panda itu, pihak berwenang China segera membentuk tim ahli untuk melakukan penyelidikan bersama atas penyebab kematian.
"China berduka atas kematian panda raksasa Lin Hui," kata Wang Wenbin di Beijing.
Lin Hui sebelumnya menjadi yang terakhir dari tiga panda yang tinggal di kandang ber-AC di Kebun Binatang Chiang Mai, Thailand sejak 2003.
Sejak bertahun-tahun lalu, Lin Hui dan Chuang Chuang berjuang untuk mendapatkan keturunan. Mereka pun berhasil memiliki Lin Ping pada 2009 melalui inseminasi.
Pasangan laki-laki Lin Hui, Chuang Chuang, yang dipelihara bersama di Kebun Binatang Chiang Mai, meninggal di sana pada 2019 di usia 19 tahun.
Pasangan itu tiba di Chiang Mai pada 2003 dengan pinjaman 10 tahun yang kemudian diperpanjang 10 tahun lagi.
Saat pinjaman tersebut seolah-olah untuk tujuan penelitian dan konservasi, umumnya dianggap sebagai tindakan persahabatan oleh China yang telah mengirim panda ke banyak negara yang dianggap sebagai contoh diplomasi.
Ketika Chuang Chuang meninggal pada 2019, Menteri Lingkungan Hidup Thailand saat itu Varawut Silpa-archa mengatakan negara harus membayar US$500 ribu kepada pemerintah China sebagai kompensasi.
Belakangan dilaporkan penyebab kematiannya adalah gagal jantung.
Lanjut ke sebelah...