Sementara itu, sejumlah pengamat mengatakan kehadiran kapal selam AS di pelabuhan Korsel akan murni menjadi simbol.
"Secara taktis [AS dan Korsel] mengerahkan aset kapal selam yang paling kuat; sifat sembunyi-sembunyinya," kata mantan kapten Angkatan Laut AS, Carl Schuster, seperti dikutip CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Schuster juga mengatakan pengerahan kapal selam di Korsel akan menguntungkan Korut. Pemerintah Pyongyang disebut akan mengetahui kemampuan kapal selam bertenaga nuklir itu.
"Jika Kim Jong Un mempertimbangkan serangan kejutan, kami telah mengirimkan kapal selam dan pada saatnya akan tiba di sana," kata Schuster.
Kapal selam AS yang berada di bawah permukaan laut dengan kedalaman ribuan kaki dari Korea Utara masih dalam jangkauan Korut.
Namun, Komandan Angkatan Laut AS, Daniel Post, menilai lokasi pasti kapal selam itu tak bisa diketahui.
Terkait pengerahan ini, sejumlah pengamat lain mengatakan AS ingin memastikan ulang dukungan bagi sekutu mereka.
Korut selama ini mengembangkan rudal berkemampuan nuklir. Mereka juga dilaporkan akan melakukan uji coba nuklir.
Pada 2022, Korut melakukan uji coba rudal dan mencetak rekor. Ancaman ini mendorong beberapa pihak agar Korsel menjadi negara yang memiliki kekuatan nuklir.
Namun, pengamat menilai AS tak ingin melihat proliferasi nuklir di semenanjung Korea. Jadi, pemerintah AS berusaha meyakinkan sekutunya dengan membuat pasukan Korsel lebih menonjol di kawasan tersebut.
(isa/bac)