Ukraina membentuk Brigade 'Badai' untuk melakukan operasi serangan balasan ke Rusia.
Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan pada Selasa (3/5) telah membentuk Brigade 'Badai' terdiri dari 40 ribu tentara. Namun, para tentara itu harus melalui serangkaian latihan sebelum bertempur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendagri Ukraina Ihor Klymenko kepada The Guardian mengatakan para tentara akan dilengkapi dengan perlengkapan tempur dan senjata.
Proses perintah akan memakan waktu dua atau tiga pekan bagi para tentara untuk bertugas melakukan operasi serangan bersama pasukan Ukraina lainnya.
Meski demikian, sejumlah pihak mempertanyakan seberapa sukses proses perekrutan untuk Brigade 'Badai' karena kemauan warga Ukraina untuk bertempur semakin menurun di tengah perang yang sudah 15 bulan.
Pertempuran sengit masih berlangsung di Ukraina bagian timur, terutama di Bakhmut. Pasukan Ukraina bertahan di sana meski serangan oleh pasukan Rusia sudah berlangsung sekitar setahun.
Amerika Serikat pada Senin (1/5) memperkirakan 20 ribu tentara Rusia tewas dan 80 ribu lainnya luka-luka dalam pertempuran di Ukraina selama lima bulan belakangan. Kekalahan pasukan Rusia kebanyakan diderita di Bakhmut.
Namun, pihak Rusia menolak klaim AS itu sehari setelahnya. Mereka menyebut angka itu dilambungkan karena Washington tidak mendapat data yang benar terkait jumlah korban.
Meski Rusia, Ukraina, maupun pihak lainnya sulit mendapat data yang valid, perkiraan jumlah korban menunjukkan terus terjadi pertempuran sengit.
AS dan negara-negara Barat sebelumnya enggan merilis jumlah korban tewas dari pihak Ukraina. Mereka menilai hal itu akan sensitif dan melemahkan sekutu.
Meski demikian, dokumen pertahanan AS yang bocor pada Februari menyebut jumlah tentara Ukraina yang tewas sekitar 15.500 hingga 17.500 orang.
(bac)