Pengamat Rusia soal Putaran Kedua Pemilu Turki: Erdogan Tetap Menang

CNN Indonesia
Senin, 15 Mei 2023 21:08 WIB
Pengamat dari Institut Kajian Asia dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Boris Doglov, mengatakan Presiden petahana Turki Recep Tayyip Erdogan akan tetap menang.
Capres petahana Recep Tayyip Erdogan diprediksi kembali menang Pemilu Turki. (REUTERS/CAGLA GURDOGAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengamat dari Institut Kajian Asia dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Boris Doglov, mengatakan Presiden petahana Turki Recep Tayyip Erdogan bakal tetap menang di putaran kedua pemilihan umum (Pemilu) negara itu yang bakal digelar 28 Mei.

Komisi Pemilihan Umum Turki melaporkan dari hasil Pemilu pada akhir pekan lalu, dengan sisa suara sekitar 35 ribu yang belum dihitung, Erdogan memperoleh 49,51 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Kemal Kilicdaroglu selaku pesaing kuat Erdogan memperoleh 44,88 persen dan calon presiden lain Sinan Ogan, sekitar 5 persen.

Doglov mengatakan perolehan itu merupakan kemenangan bagi oposisi. Namun, ia meyakini Erdogan tetap menang di putaran kedua.

"Saya yakin Erdogan punya cukup kesempatan untuk menang di putaran kedua," ujar Doglov, seperti dikutip TASS, Senin (15/5).

Doglov kemudian berujar, "Dia berkepribadian karismatik dan seorang politikus yang telah membuat langkah besar dalam kebijakan luar negeri."

Lebih lanjut dia membeberkan pencapaian Erdogan seperti ketertarikan Turki, kebijakan neo Ottomanisme dan posisi negara ini sebagai pemimpin Muslim di Dunia bisa menguatkan posisi petahana itu.

"Kita bisa mengatakan kebangkitan Turki ke posisi pemain global adalah pencapaian tanpa syarat dari Erdogan,"ungkap Doglov.

Terkait perolehan Erdogan di putaran pertama yang tak mencapai suara mayoritas, Doglov menilai ini terjadi karena dampak gempa Turki pada Februari lalu.

Banyak pihak yang menyalahkan pemerintah Turki atas ribuan gedung yang roboh dan jumlah korban yang mencapai puluhan ribu jiwa.

Menurut salah satu warga, petugas penyelamat Turki juga baru tiba 12 jam usai gempa.

"Ini tentu saja berdampak. Namun, menurut pendapat saya, Erdogan masih punya peluang untuk menang di putaran kedua," ucap dia.

Dolgov juga menyinggung kemungkinan yang terjadi jika oposisi yang menang.

Menurut dia, arah politik Turki akan berubah dan cenderung mendekat ke Barat. Dolgov bahkan menduga negara ini mungkin bergabung dengan negara yang menjatuhkan sanksi ke Rusia.

"Walaupun saya tak berpikir akan ada perubahan radikal dalam hubungan dengan Rusia, jika oposisi naik ke tampuk kekuasaan, keputusan bergabung dengan negara anti-Rusia bisa saja terjadi," jelas dia.

Pengamat itu kemudian mengatakan tak menutup kemungkinan Amerika Serikat terlibat di putaran kedua ini.

"Akan ada upaya seperti itu. Kita harus bersiap untuk itu. Saya pikir publik Turki dan lembaga politik menyadari hal ini dan mungkin akan mengambil beberapa langkah untuk melawan pengaruh ini," pungkasnya.

(isa/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER