Kemlu RI Beber Kronologi Kapal China yang Diawaki 17 WNI Terbalik
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia beberkan kronologi kapal penangkap ikan China yang juga diawaki 17 warga negara Indonesia (WNI) terbalik di Samudra Hindia pada Selasa (16/5).
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu, Judha Nugraha, mengatakan pihaknya telah menerima informasi dari Kedutaan Besar (Kedubes) China di Jakarta terkait kapal penangkap ikan berbendera China Lu Peng Yuan Yu 028 pada Selasa.
"Kapal tersebut berawak total 39 orang terdiri dari 17 warga negara China, 17 WNI dan 5 warga negara Filipina," kata Judha dalam pernyataan resmi, Rabu.
Menyoal kapal hilang itu, Judha mengatakan Kemlu telah berkoordinasi dengan Basarnas. Berdasarkan penjejakan pancaran sinyal suar radio indikasi posisi darurat (Emergency Positional Indicator Radio Beacon/EPIRB), lokasi kapal berada di Samudera Hindia.
"Mengingat lokasi tersebut berada dalam koordinasi SAR Australia, Basarnas telah berkomunikasi dengan [Australian Maritime Safety Authority] AMSA Australia," ungkap Judha.
AMSA kemudian melakukan operasi SAR di sekitar lokasi dengan mengerahkan pesawat, kapal, dan meminta dukungan dari kapal niaga yang sedang berlayar di sekitar lokasi.
"Berdasarkan informasi AMSA, kapal telah ditemukan dalam keadaan terbalik," kata Judha lagi.
Operasi SAR, kata dia, masih terus dilakukan untuk mencari para awak kapal.
Judha juga menerangkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing telah berkomunikasi dengan Kemlu China.
"Kemlu RRT [China] menyampaikan keprihatinan atas musibah tersebut, akan mengerahkan 2 kapal pencari dan menjamin pemenuhan hak-hak para awak kapal," kata Judha.
Kapal China penangkap ikan ini menjadi sorotan usai dilaporkan tenggelam di Samudra Hindia pada Selasa.
"Sejauh ini, belum ada satu pun orang yang hilang ditemukan," demikian laporan media pemerintah China, CCTV.
Usai mendapat laporan itu, Presiden China Xi Jinping langsung memerintahkan operasi pencarian dan penyelamatan lebih lanjut.
(isa/bac)