Pemilihan umum (Pemilu) Turki menjadi sorotan dunia, apalagi pemilu berlanjut ke putaran kedua.
Persaingan Presiden petahana Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan rival kuatnya Kemal Kilicdaroglu pun kian ketat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di putaran pertama, berdasarkan perhitungan Komisi Pemilihan Umum Turki, Erdogan meraih 49,51 persen perolehan suara. Sementara itu, Kilicdaroglu memperoleh 44,88 persen dan calon presiden lain Sinan Ogan, sekitar 5 persen.
Sejumlah pihak menduga Erdogan bakal keok di putaran kedua. Kilicdaroglu juga yakin dirinya bisa membekuk petahana.
Berikut fakta-fakta soal Kilicdaroglu
Kilicdaroglu pede dirinya bisa mengalahkan orang yang memimpin Turki selama dua dekade.
"Kami pasti akan menang di putaran kedua dan membawa kembali demokrasi," ucap dia, seperti dikutip CNN.
Ia kemudian berujar, "Ini merupakan sumber kebahagiaan tambahan. Meskipun sudah melontarkan tuduhan dan hinaan, Erdogan tak bisa mendapat hasil yang ia mau."
Beberapa hari jelang pemilu, kandidat calon presiden lain, Muharrem Ince, keluar usai menjadi sasaran kampanye kotor online. Dia mundur karena banyak pembunuhan karakter tentang dirinya di media sosial.
Tak lama setelah itu, Kilicdaroglu menuding Rusia terlibat dalam agenda tersebut.
Pesaing kuat Erdogan ini menyebut Rusia berada di balik rencana, konspirasi, pemalsuan, dan rekaman menyoal insiden tersebut.
"Jika Anda menginginkan persahabatan kami setelah 15 Mei, lepaskan tangan Anda dari Turki. Kami masih mendukung kerja sama dan persahabatan," tulis Kilicdaroglu di Twitter.
Namun, dia tak membeberkan hoaks yang dimaksud.
Rusia sementara itu membantah tudingan tersebut. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan Negeri Beruang Merah tak ikut campur urusan internal negara lain.
Lanjut baca di halaman berikutnya...