Di rapat itu, Turki akan diminta untuk mengizinkan Swedia menjadi anggota NATO, sebagaimana sebelumnya mereka memberikan restu kepada Finlandia.
Batu ganjalan Swedia lagi-lagi terkait dengan Kurdi. Erdogan menuntut Swedia mengekstradisi 140 warga Kurdi yang disebut bersembunyi di Swedia.
Erdogan menuding warga Kurdi itu menjadi sumber dana bagi Partai Pekerja Kurdistan (PKK), organisasi yang masuk daftar teroris internasional. Namun, Erdogan tak memberikan bukti apa pun terkait tudingan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau demikian, AS dianggap masih memegang kartu penting agar Turki mau meloloskan keanggotaan Swedia, yaitu penjualan jet F-16 yang saat ini mandek.
Seorang anggota parlemen AS mengaku baru sudi memberikan lampu hijau penjualan itu jika Turki merestui Swedia masuk NATO.
Walau pun nantinya masalah NATO ini kelar, negara-negara Barat dianggap bakal kesulitan membubarkan hubungan harmonis antara Erdogan dan Putin.
Erdogan kini digadang-gadang dapat menjadi juru damai antara Rusia dan Ukraina. Ditambah lagi, Putin dapat menawarkan Turki menjadi penghubung jalur gas Rusia.
Tangan Barat pun kini terikat kuat. Desakan mereka agar Turki menjatuhkan sanksi atas Rusia setelah invasi Ukraina sudah jelas tak mempan.
Mereka juga enggan menjatuhkan sanksi terhadap Turki, kemungkinan karena takut Erdogan malah makin mesra dengan Putin.
Terlepas dari urusan Putin, negara-negara Barat juga masih menaruh harapan besar terhadap Erdogan untuk memuluskan perdamaian di Timur Tengah, termasuk konflik di Suriah.
Selama masa kampanye, misalnya, Erdogan berjanji bakal menampung sekitar 1 juta warga Suriah yang kabur ke utara negaranya.
Berbekal kedekatannya dengan Putin, Erdogan dianggap bakal lebih mudah menggandeng Presiden Suriah, Bashar al-Assad, untuk membicarakan perdamaian.
(has/bac)