Sejumlah negara ASEAN pun ramai-ramai mengkritik inisiatif Thailand ini.
Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, mengatakan pada Jumat (16/6) bahwa terlalu "dini untuk terlibat kembali dengan junta di tingkat puncak atau bahkan di tingkat menteri luar negeri."
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eks Menlu Malaysia, Saifuddin Abdullah, juga mengkritik pertemuan ini. Ia menyebut undangan Thailand ialah "omong kosong" yang perlu segera dihentikan. Malaysia sendiri menyatakan tidak akan hadir dalam pertemuan.
"Thailand meminta negara-negara ASEAN untuk terlibat sepenuhnya dengan junta Myanmar dalam pertemuan informal. ASEAN harus menghentikan omong kosong ini," ujar Saifuddin.
Indonesia juga telah menolak menghadiri undangan ini. Staf Khusus Menlu untuk Diplomasi Kawasan, I Gede Ngurah Swajaya, mengaku RI telah menerima undangan namun menolak hadir.
Ia enggan menjelaskan alasan RI tak mau hadir.
"Kita diundang tapi tidak hadir," kata Ngurah di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (19/6).
Sebuah sumber di Jakarta mengatakan kepada Reuters bahwa penolakan Indonesia terhadap undangan ini merupakan fakta bahwa inisiatif Thailand bertentangan dengan perjanjian ASEAN pada KTT ASEAN Mei lalu.
Sementara itu, otoritas Myanmar dan Kamboja mengonfirmasi bahwa menteri luar negeri mereka bakal datang dalam pertemuan. Kemlu China sejauh ini belum memberikan tanggapan kepada AFP.
(blq/dna)