Kapal Selam Titanic Masih Hilang, Apa yang Terjadi Jika Oksigen Habis?

CNN Indonesia
Kamis, 22 Jun 2023 11:29 WIB
Kapal selam Titan yang hilang kontak di Samudra Atlantik hanya memiliki persediaan tabung oksigen untuk empat hari sejak hilang pada Minggu (18/6).
Kapal selam Titan yang hilang kontak di Samudra Atlantik hanya memiliki persediaan tabung oksigen untuk empat hari sejak hilang pada Minggu (18/6). (OceanGate Expeditions/Handout via REUTERS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kapal selam Titan yang hilang kontak di Samudra Atlantik hanya memiliki persediaan tabung oksigen untuk empat hari sejak hilang pada Minggu (18/6).

Titan membawa lima orang termasuk dua miliarder dan CEO OceanGate Stockton Rush untuk wisata selam ke bangkai kapal Titanic.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapal itu hilang kontak usai di Cope Cade, Atlantik, usai menyelam sekitar satu jam, 45 menit. Itu berarti, jumlah oksigen yang tersisa kini hanya mampu bertahan hingga hari ini, Kamis (22/6).

Sementara itu, pencarian masih terus dilakukan dan belum membuahkan hasil berarti. Lalu apa yang terjadi jika oksigen di kapal selam itu habis?

Penjaga pantai AS memperkirakan oksigen dalam kapal selam akan habis paling lambat pada Kamis sore waktu setempat.

Namun, pakar lingkungan dari Universitas Portsmouth, Mike Tipton, mengatakan perkiraan jam oksigen habis bisa berubah karena beberapa faktor.

Beberapa di antaranya pergerakan yang intens, jika kapal selam kehilangan daya dan berada di dasar laut dengan suhu 4 derajat celsius. Kondisi ini bisa membuat penumpang menggigil, dan butuh oksigen lebih banyak.

[Gambas:Video CNN]

"Menggigil adalah gerakan yang menghabiskan oksigen sekitar satu liter dalam satu menit," ujar Tipton, seperti dikutip Insider.

Jika kapal selam mulai kehabisan oksigen, mereka yang berada di kapal bisa mengalami gejala gelisah, sakit kepala, kebingungan, detak jantung, meningkat, sesak napas, ujung jari membiru, dan akhirnya kehilangan kesadaran.

Menurut laporan, tubuh hanya bisa bertahan sekitar tiga menit tanpa oksigen. Jika lebih lama dari ini, seseorang akan mengalami kerusakan otak.

Jika kapal selam kehilangan daya, penumpang juga bisa menghadapi masalah serius, keracunan karbon dioksida atau CO2.

Penumpang bisa mati lemas lebih cepat meski masih ada oksigen yang tersisa karena peningkatan karbon dioksida dan kurangnya kemampuan menyaring.

CO2 bisa keluar melalui udara dan ini membutuhkan listrik. Biasanya, kapal memiliki kemampuan untuk mendaur ulang udara: menghilangkan karbon dioksida sambil menambahkan oksigen.

Namun seiring berjalanya waktu, karbon dioksida akan mulai terbentuk karena kapal selam kehilangan kemampuan untuk menghilangkan cukup banyak gas beracun.

"Tingkat karbon dioksida yang meningkat adalah yang pertama membunuh orang ketika mereka berada di lingkungan kedap udara, bukan tingkat oksigennya," ujar mantan direktur kedokteran bawah laut dan kesehatan radiasi Angkatan Laut AS, Dale Mole, seperti dikutip News Nation.

(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER