Perusahaan perjalanan lain di London, Henry Cookson Adventures Ltd, menuduh OceanGate tak punya kapal yang layak untuk melakukan perjalanan bawah laut.
Saat itu, OceanGate menandatangani perjanjian untuk membawa hingga sembilan penumpang ke bangkai Titanic pada 2016. Perjalanan baru akan dilakukan dua tahun setelah OceanGate teken perjanjian.
Namun, perjalanan itu tak kunjung dilakukan. Perusahaan beralasan cuaca menjadi kendala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cookson lalu mengatakan mungkin saat itu mereka tak punya kapal selam yang bisa disertifikasi untuk operasi yang aman, demikian dikutip CNN.
Berdasarkan situs arsip OceanGate Expeditions, Titan tak punya global positioning system (GPS) di bawah air. Kapal itu hanya berkomunikasi dengan kapal induk yang membawanya melalui pesan teks.
Dilansir dari CNN, karena ketiadaan GPS, Titan mesti berkomunikasi dengan kapal induk setiap 15 menit sekali.
Bukan hanya tak menggunakan GPS, Titan bahkan disebut menggunakan joystick alias pengontrol video game sebagai pengendali kapal selam.
Fakta itu ditemukan kala koresponden CBS News David Pogue melakukan perjalanan dengan kapal selam tersebut. Saat itu, Rush selaku CEO OceanGate mengatakan bahwa seluruh Titan dikendalikan dengan joystick, sambil mengangkat perangkat itu.
"Kami menjalankan semuanya dengan pengontrol game ini," katanya, seperti dikutip CBS News.
Meski begitu, tidak jelas apakah perangkat mirip gamepad nirkabel Logitech F710 itu telah dimodifikasi atau disesuaikan saat ini. CBS News juga tidak mengetahui apakah perusahaan masih menggunakan joystick tersebut di kapal selam.
Terkait penggunaan joystick, profesor teknik kedirgantaraan di University of the West of England, Steve Wright, mengatakan beberapa pesawat dan kapal laut memang sebagiannya dikendalikan oleh perangkat semacam itu.
Namun, perangkat itu tidak mengontrol penuh armada. Joystick hanya bertindak untuk memerintahkan sistem komputer di dalam kendaraan yang mengontrol kemudi.
(blq/bac)