Kontrak dengan Akhmat ini sendiri dilakukan sehari setelah Prigozhin menolak melanjutkan kontrak dengan Rusia.
Prigozhin ogah bergabung dengan Kemhan karena memang tak akur dengan militer pemerintah. Bos Wagner Group itu kerap melontarkan kritik kepada Menhan Shoigu salah satunya menuding Kemhan merugikan dia karena membuat banyak pasukannya gugur di Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga terang-terangan menyebut Shoigu "tidak bisa mengelola formasi militer dengan baik."
Tak seperti Wagner, Akhmat merupakan kelompok paramiliter yang lebih memilih menahan diri untuk tidak mengkritik Kemhan Kremlin.
Lebih dari itu, grup pimpinan Ramzan Kadyrov ini juga sama kuatnya dengan Wagner. Salah satu contohnya, Akhmat pernah getol memerangi Rusia dalam dua peperangan.
Perang itu salah satunya terjadi pada abad ke-19 yang dilakukan Chechen untuk melawan penaklukan kekaisaran Rusia. Menurut Tracey German dari lembaga think tank pertahanan dan keamanan Inggris RUSI, perang itu adalah "salah satu perang gerilya terpanjang" di abad tersebut.
Perang kedua terjadi pada 1999 yang disebut Rusia sebagai operasi kontra-terorisme, menurut Forces Net. Konflik itu berakhir pada 2009.
Menurut The Interpreter, seiring waktu Chechen terbagi menjadi dua faksi antara yang ingin memisahkan diri dari Rusia dan mereka yang pro-Moskow.
Rusia kemudian menetapkan faksi Chechen pro-Moskow, Akhmad Kadyrov, sebagai pemimpin. Ia merupakan ayah dari Ramzan Kadyrov, pemimpin Chechen yang saat ini berkuasa.
Terbentuk pula pasukan Akhmat atau Kadyrovites sebagai loyalis sekaligus pelindung Akhmad Kadyrov.
Akhmad Kadyrov kemudian terbunuh pada 2004, membuat Ramzan Kadyrov menjadi pemimpin wilayah tersebut. Kadyrov dinilai memerintah Chechnya sesuka hatinya dengan sokongan Kremlin sebagai ganti janji setianya pada Putin.
Pasukan khusus Akhmat itu pun masih tetap eksis hingga saat ini di bawah pimpinan Ramzan Kadyrov.
(blq/dna)