421 Orang Ditahan dalam Kerusuhan di Prancis Imbas Penembakan Remaja

CNN Indonesia
Jumat, 30 Jun 2023 18:10 WIB
Sebanyak 421 orang ditangkap dalam aksi protes atas penembakan polisi terhadap remaja berusia 17 tahun di Prancis (REUTERS/GONZALO FUENTES)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin menuturkan setidaknya 421 orang ditangkap dalam aksi protes atas kasus penembakan polisi terhadap seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun.

Dilansir dari CNN, Jumat (30/6), lebih dari separuh penangkapan itu terjadi di wilayah Paris, yakni di departemen Hauts-de-Seine, Seine-Saint-Denis, dan Val-de-Marne.

Gelombang protes melanda negara itu selama tiga malam berturut-turut. Pasukan polisi elite Prancis, RAID, dikerahkan ke kota-kota Bordeaux, Lyon, Roubaix, Marseille, dan Lille untuk menghadapi demonstran.

Konfrontasi berkobar antara pengunjuk rasa dan polisi di pinggiran Paris Nanterre. Di tempat ini, Nahel yang berusia 17 tahun terbunuh beberapa hari sebelumnya. Selain di Paris Nanterre, bentrokan juga pecah di kota pelabuhan selatan Marseille.

Sebelumnya, polisi Prancis menangkap total 150 orang buntut aksi yang terjadi di beberapa wilayah belakangan ini.

Sekitar 2.000 polisi anti huru-hara dikerahkan di dan sekitar Paris pada Rabu (28/6) malam waktu setempat, saat pengunjuk rasa meluncurkan kembang api dan membakar mobil di wilayah Nanterre.

Polisi juga terlibat bentrok dengan pengunjuk rasa di kota utara Lille dan di Toulouse. Unjuk rasa pun terjadi di Amiens, Dijon, dan Essonne di mana pengunjuk rasa membakar sebuah bus.

Demonstrasi terjadi di sejumlah wilayah di Prancis buntut penembakan polisi terhadap remaja berusia 17 tahun (Photo by Bertrand GUAY / AFP)

Dilansir The Guardian, media lokal Prancis melaporkan ada lebih banyak insiden terkait di seluruh wilayah Paris.

Para pengunjuk rasa menuntut kekerasan mematikan yang dilakukan petugas polisi terhadap remaja bernama Nahel, yang berasal dari Afrika Utara. Nahel ditembak mati pada Selasa (27/6) oleh polisi, gara-gara melanggar aturan lalu lintas.

Imbas bentrokan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengimbau masyarakat untuk tenang.

"Ada seorang remaja yang terbunuh, [insiden] ini tidak dapat dijelaskan dan tidak dapat dimaafkan. Tidak ada yang membenarkan kematian seorang pemuda," ungkap Macron.

Kasus penembakan Nahel bermula ketika ia sedang mengendarai mobil pada Selasa (27/6) pagi waktu setempat, ketika dia dipaksa menepi oleh polisi karena dianggap melakukan pelanggaran lalu lintas.

Awalnya polisi melaporkan bahwa seorang petugas telah menembak Nahel, karena mengendarai mobil ke arah petugas polisi tersebut. Namun kronologi ini ternyata "palsu" setelah video saat kejadian beredar di media sosial.

Buntut insiden ini, seorang petugas polisi setempat tengah diselidiki atas pembunuhan karena menembak remaja tersebut.

(cnn/mrh/bmw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK