Ukraina Klaim Nasib Prigozhin Tetap Tak Aman, Masih Diburu Intel Rusia

CNN Indonesia
Jumat, 07 Jul 2023 20:32 WIB
Intelijen Rusia dilaporkan sempat memburu bos tentara swasta Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, setelah pasukannya melancarkan pemberontakan singkat ke Kremlin. (GAVRIIL GRIGOROV and Sergei ILNITSKY/SPUTNIK/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dinas Keamanan Federal (FSB) atau intelijen Rusia dilaporkan sempat memburu bos tentara swasta Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, setelah pasukannya melancarkan pemberontakan singkat terhadap Kremlin pada akhir Juni lalu.

Kepala Intelijen Militer Ukraina, Kyrylo Budanov, mengatakan tak lama setelah pemberontakan, Kremlin langsung memerintahkan FSB untuk "melikuidasi" Prigozhin.

Namun, Rusia telah bernegosiasi dengan Prigozhin hingga akhirnya sepakat mencabut segala tuntutan terhadap sekutu Presiden Vladimir Putin itu.

Meski begitu, Budanov mengatakan Prigozhin mungkin tetap masih menjadi buronan FSB lantaran Presiden Vladimir Putin tidak akan begitu saja membiarkan "pengkhianat" bebas.

"Bagaimanapun, semua upaya pembunuhan potensial seperti itu tidak akan cepat. Mereka (Rusia) akan membutuhkan waktu untuk memiliki pendekatan yang tepat dan untuk mencapai tahap ketika mereka siap untuk melakukan operasi besar," ucap Budanov kepada WarZone seperti dikutip Kyiv Independent.

"Tapi sekali lagi, saya ingin menggarisbawahi bahwa ini adalah pernyataan terbuka yang besar. Apakah mereka berhasil memenuhi itu? Apakah mereka berani melaksanakan perintah itu?" paparnya lagi.

Secara mengejutkan, Prigozhin mengerahkan pasukan Wagner Group untuk menyerbu markas militer Rusia di Rostov pada akhir Juni lalu. Ia juga memobilisasi pasukannya menuju Moskow.

Padahal, Prigozhin merupakan sekutu dekat Putin. Pasukan Wagner Group bahkan menjadi salah satu tentara paramiliter yang diandalkan Rusia dalam invasinya ke Ukraina.

Namun, pemberontakan Wagner Group itu tak berlangsung lama. Berselang sehari, Prigozhin memutuskan menarik pasukannya dari Rostov dan membatalkan mobilisasi.

Belakangan diketahui bahwa keputusan itu dilakukan Prigozhin setelah bernegosiasi dengan pihak Kremlin.

Prigozhin dan Rusia dilaporkan mencapai kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarus di hari pemberontakan Wagner Group.

Rusia juga lalu mengonfirmasi tak akan menghukum Prigozhin dan tentaranya atas upaya pemberontakan.

Sementara itu, Prigozhin bersedia keluar dari Rusia dan tentara Wagner Group diminta meneken kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia.

(rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK