Biden Buka Suara soal Kirim Senjata Terlarang ke Ukraina

CNN Indonesia
Sabtu, 08 Jul 2023 16:07 WIB
Presiden Amerika Serikat buka suara mengenai keputusannya mengirim senjata terlarang ke Ukraina.
Presiden AS Joe Biden buka suara soal kirim senjata terlarang ke Ukraina. (REUTERS/LEAH MILLIS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat buka suara mengenai keputusannya mengirim senjata terlarang ke Ukraina.

Kepada Fareed Zakaria CNN, Biden mengaku keputusannya memasok bom tandan ke Ukraina adalah hal yang sulit. Dia terpaksa mengirimnya karena Kyiv "telah kehabisan amunisi" untuk melawan Rusia.

"Itu adalah keputusan yang sangat sulit di pihak saya. Dan omong-omong, saya membahas ini dengan sekutu kami, saya mendiskusikan ini dengan teman-teman di Kongres," kata Biden, seperti dikutip CNN, Jumat (7/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Jumat, Gedung Putih mengumumkan bahwa Biden telah menyetujui transfer bom tandan ke Ukraina, untuk yang pertama kali setelah sebelumnya menolak.

Bom ini disebut-sebut kompatibel dengan howitzer 155 mm yang disediakan AS untuk Kyiv.

Menurut Biden, bom tandan itu dikirim sebagai "masa transisi" sampai Washington mampu memproduksi lebih banyak artileri 155 mm.

"Ini adalah perang yang berkaitan dengan amunisi. Dan mereka kehabisan amunisi itu, kami kekurangan amunisi," ucap Biden.

"Jadi, apa yang akhirnya saya lakukan adalah mengikuti rekomendasi Kementerian Pertahanan untuk tidak secara permanen tetapi memungkinkan masa transisi ini, sambil mendapatkan lebih banyak 155 (mm) senjata, peluru, untuk Ukraina."

Lebih dari 100 negara, termasuk Inggris, Prancis, dan Jerman, melarang produksi, penyimpanan, penggunaan, dan pengiriman bom tandan di bawah Konvensi Munisi Tandan.

Amunisi ini begitu berbahaya karena biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil yang bisa membunuh apapun di area yang luas. Bom-bom yang gagal meledak bakal menimbulkan bahaya selama beberapa dekade setelah konflik berakhir.

Meski begitu, AS dan Ukraina tidak termasuk dalam ratusan negara yang menandatangani konvensi tersebut. Oleh sebab itu, AS berani mengirim senjata berbahaya itu untuk menyokong Ukraina.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan juga mengatakan Ukraina sudah menjamin akan menggunakan amunisi itu "dengan cara yang sangat hati-hati" demi meminimalisir risiko bagi warga sipil, demikian dikutip Reuters.

(isn/blq/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER