Rusia kembali meningkatkan serangan di Laut Hitam selama tiga hari berturut-turut, usai keputusannya menarik diri dari perjanjian ekspor gandum.
Dalam tiga malam, serangan Rusia ke kota pelabuhan Ukraina menghancurkan 60 ribu ton gandum, melukai 27 warga sipil, dan merusak beberapa bangunan di Odesa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir Reuters, dalam ancaman terbarunya Rusia menegaskan akan menganggap semua kapal yang menuju perairan Ukraina berpotensi membawa senjata. Bahkan kapal sipil dengan bendera negara mana pun, akan dianggap sebagai pihak dalam perang di Ukraina.
Sebagai balasan, Ukraina juga menyiapkan rencana serupa dengan mengatakan akan mempertimbangkan kapal-kapal yang menuju Rusia atau wilayah Ukraina yang diduduki Rusia berpotensi membawa senjata.
Eskalasi di Laut Hitam juga terjadi usai adanya laporan bahwa Rusia disebut-sebut akan kembali menyerang wilayah timur laut Ukraina, dan telah mengumpulkan 100 ribu tentara dan tank.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengutuk keras serangan Rusia ke kota pelabuhan Ukraina. Guterres memperingatkan bahwa kerusakan yang disebabkan pada infrastruktur sipil berpotensi melanggar hukum humaniter internasional.
"Serangan-serangan ini juga akan berdampak di luar Ukraina," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric, dilansir Reuters.
Awal pekan ini, Moskow memutuskan untuk menarik diri dari perjanjian ekspor gandum Laut Hitam. Moskow menegaskan hanya akan kembali ke perjanjian itu, jika persyaratan terkait produk-produk Rusia terpenuhi.
Ada pun syarat yang diajukan Moskow di antaranya pencabutan hambatan ekspor makanan dan pupuk Rusia, sebagai imbalan kerja sama lebih lanjut dalam kebijakan ekspor gandum ini. Kremlin khususnya meminta keringanan dari sanksi Barat atas logistik hingga asuransi pengiriman.
Meski Rusia telah menarik diri dari perjanjian, namun Ukraina menegaskan akan tetap mengekspor gandum meski tanpa Rusia. Namun pasca penarikan diri Moskow, belum ada kapal ekspor yang meninggalkan pelabuhan Laut Hitam.
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina siap untuk terus mengekspor gandum melalui Laut Hitam meskipun Rusia keluar dari perjanjian tersebut.
"Kami tidak takut. Kami telah dihubungi oleh perusahaan-perusahaan pemilik kapal. Mereka mengatakan siap untuk melanjutkan pengiriman," kata Zelensky.
(dna/bac)