Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sempat mengatakan jika ada perang dunia ketiga terjadi, kemungkinan bakal melibatkan senjata nuklir.
Pada Maret 2022, Lavrov mengatakan Rusia akan menghadapi "bahaya yang nyata" jika Ukraina memperoleh senjata nuklir, demikian dikutip Reuters.
Rusia sementara itu, menjadikan senjata nuklir sebagai salah satu pilihan mempertahankan diri di tengah invasi mereka di Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan Kremlin bisa menggunakan senjata nuklir dalam "situasi tertentu yang mengerikan."
Namun, Rusia mengklaim bukan pihak pertama yang akan menggunakan nuklir.
Di kesempatan terpisah, Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia tak akan menggunakan senjata itu, kecuali jika terjadi serangan nuklir terhadap wilayahnya.
Putin juga menyarankan agar pihak lain tak menggunakan nuklir untuk menyerang Rusia, sehingga Kremlin tak perlu membalasnya.
Sejumlah negara di dunia memiliki rudal-rudal nuklir yang dikhawatirkan bisa memicu Perang Dunia III.
Beberapa nuklir bahkan bisa menjangkau hingga jarak belasan ribu kilometer dalam satu kali peluncuran.
Peluru kendali itu diantaranya rudal Antarbenua RS-28 Sarmat Rusia yang memiliki daya jangkau 18.000 kilometer, Topol RT-2UTTH Rusia punya daya jangkau 11.000 kilometer dan RS-24 Yars dengan daya jangkau 12.000 kilometer.
Tak hanya Rusia, AS dan China juga memiliki senjata rudal nuklir.
AS memiliki LGM-30 Minuteman II AS dengan daya jangkau 12.500 kilometer dan GM-35 Sentinel AS dengan daya jangkau 5.500 kilometer. Sementara itu, China memiliki Dongfeng DF-31 A China dengan daya jangkau 8.000 kilometer dan Dongfeng DF-41 dengan daya jangkau 15.000 kilometer.
Kapal selam nuklir
Kapal selam nuklir menjadi sorotan usai Australia berencana mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir bersama dengan AS, dan Inggris.
Dalam jangka waktu 10 tahun ke depan, Australia akan punya tiga kapal selam bertenaga nuklir kelas Virginia buatan AS
Keputusan ini memicu kecaman komunitas internasional, terutama di kawasan Asia-Pasifik. Mereka juga khawatir akan ada perlombaan senjata.
(isa/bac)