Kenapa Swedia-Denmark Masih Galau Bikin Aturan Larang Bakar Al Quran?
Pembakaran Al Quran terus berulang di sejumlah negara Eropa seperti Swedia dan Denmark bahkan meluas ke Norwegia baru-baru ini.
Aksi yang berulang ini membuat Denmark dan Swedia dikecam dunia Islam, sampai-sampai kedua negara tengah memutar otak melarang pembakaran kitab suci agama.
Stockholm bahkan cemas aksi pembakaran Al Quran dapat memicu ancaman keamanan di Swedia, termasuk ancaman terorisme.
Di saat bersamaan, aparat keamanan pun masih mengizinkan aksi seperti itu berlangsung. Terbaru, polisi Swedia masih mengizinkan pembakaran Al Quran berlangsung di depan gedung parlemen di Stockholm pada Senin (31/7).
Dua pria kembali menggelar aksi membakar Al Quran di luar gedung parlemen Swedia di Stockholm pada Senin siang.
Salwan Momika dan Salwan Najem terlihat menendang dan menginjak kitab suci umat Islam itu dan kemudian membakar halaman per halaman sebelum menutupnya.
"Saya akan membakarnya berkali-kali, sampai Anda melarangnya," kata Salwan Najem kepada surat kabar lokal, Expressen.
Kenapa Swedia dan Denmark masih saja belum melarang aksi pembakaran Al Quran meski telah dikecam oleh dunia Islam?
Hukum Swedia melarang aksi ujaran kebencian berdasarkan agama, etnis, kewarganegaraan, hingga orientasi seksual. Meski begitu, Swedia menilai pembakaran Al Quran dan kitab suci lainnya tidak masuk dalam kategori ujaran kebencian.
Swedia menilai aksi pembakaran Al Quran sebagai salah satu bentuk kebebasan berekspresi.
Sementara itu, kebebasan berekspresi sangat dilindungi oleh hukum Swedia di bawah Undang-Undang Kebebasan Berpendapat.
Tak hanya di Swedia, undang-undang serupa juga diterapkan oleh Denmark dan Norwegia.
Dahulu, Swedia memang memiliki pasal yang melarang segala bentuk penghinaan terhadap simbol agama di depan publik seperti Finlandia. Namun, Swedia mencabut pasal itu pada 1970-an.