Ekuador dibuat gempar akibat pembunuhan calon presiden Fernando Villavicencio yang ditembak mati saat hendak meninggalkan tempat kampanye di Quito pada Rabu (9/8) sore waktu lokal.
Villavicencio merupakan satu dari delapan kandidat presiden dalam pemilu yang akan berlangsung 20 Agustus mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum berkiprah di politik, Villavicencio merupakan aktivis dan jurnalis. Villavicencio merupakan capres yang diunggulkan dalam pemilu Ekuador kali ini.
Sejak menjadi aktivis hingga masa kampanye, politikus 59 tahun itu sangat vokal menentang praktik korupsi dan kejahatan terorganisir seperti gangster yang marak terjadi di Ekuador.
Dia sempat menjadi anggota parlemen sejak 2017. Saat menjadi aktivis, Villavicencio terkenal kerap mengkritik pemerintahan Rafael Correa.
Berikut tiga fakta soal penembakan Villavicencio:
Pelaku penembakan kandidat presiden Ekuador, Fernando Villavicencio, tewas di tempat kejadian usai baku tembak dengan polisi pada Rabu (9/8).
Kantor Jaksa Agung Ekuador mengatakan pelaku yang belum diketahui identitasnya itu tewas akibat luka tembak saat dalam pengejaran polisi.
"Seorang tersangka, yang terluka dalam baku tembak dengan personel keamanan, ditangkap dan dipindahkan saat terluka parah ke unit (jaksa agung) di Quito. Ambulans memastikan kematiannya. Polisi sedang memproses mengambil jenazah," kata kantor Jaksa Agung.
Sampai saat ini, motif dan identitas pelaku belum diketahui. Polisi masih menyelidiki kejadian yang menggemparkan ekuador H-11 hari jelang pemilu ini.
Villacicencio sempat mengeluhkan ancaman pembunuhan dari kartel narkoba besutan El Chapo, Sinaloa.
Associated Press melaporkan Villavicencio mengaku mendapatkan ancaman pembunuhan dari berbagai pihak, termasuk dari pemimpin Sinaloa, kartel narkoba Meksiko yang sudah melebarkan operasinya ke Ekuador.
Penasihat kampanye Villavicencio, Patricio Zuquilanda, mengatakan kliennya itu menerima setidaknya tiga ancaman pembunuhan sebelum insiden penembakan yang menewaskannya pada Rabu (9/8).
Kelompok bersenjata dilaporkan menyerang markas Partai Movimiento Construye atau Gerakan Membangun Ekuador di hari penembakan calon presiden Fernando Villavicencio.
Serangan itu dikabarkan oleh akun resmi partai di X (nama baru Twitter), demikian dilaporkan Reuters.
Insiden penembakan dan serangan hari ini sebetulnya sudah diawali pesan ancaman.
Pihak berwenang Ekuador menangkap enam orang diduga terlibat pembunuhan Villavicencio tak lama setelah penembakan berlangsung.
Polisi dan pelaku sempat baku tembak saat insiden berlangsung. Kantor Kejaksaan Agung (Kejagung) Ekuador kemudian menyatakan satu tersangka meninggal imbas baku tembak tersebut.
Kejagung juga menyatakan petugas berhasil menangkap enam orang yang diduga terlibat dalam penembakan itu, demikian dikutip Reuters.
(tim)