Perang Kartel Narkoba Makin 'Gila' hingga Pembunuhan Capres Ekuador
Pembunuhan calon presiden Fernando Villavicencio memicu perdebatan mengenai perang terhadap kartel narkoba yang belakangan marak di Ekuador.
Meski belum diketahui pasti pihak yang mendalangi pembunuhan Villavicencio, tapi kematian dia dikait-kaitkan dengan upayanya memerangi peredaran narkoba.
Sebelum tewas, Villavicencio sempat mengeluh menerima serangkaian ancaman pembunuhan, beberapa di antaranya berkaitan dengan kartel narkoba internasional.
Selama ini, Villavicencio memang sangat lantang menentang peredaran narkoba di Ekuador.
Ekuador disebut menjadi zona perang antargeng usai kartel narkoba Meksiko melebarkan daerah operasinya ke negara tersebut, seperti Sinaloa dan Generasi Baru Jalisco.
Kartel Meksiko memang sudah lama memainkan peran pendukung dalam perdagangan narkoba di Ekuador.
Namun kini, mereka juga mulai menguasai operasional di tingkat lebih tinggi. Mereka dilaporkan mulai membiayai produksi kokain dari kelompok pemasok di Kolombia, kemudian membayar transportasi komoditas itu ke Ekuador.
Mereka juga menyewa geng-geng Ekuador untuk memindahkan kokain ke pelabuhan. Kokain itu kemudian bakal diedarkan ke luar Ekuador.
Ekuador selama ini menjadi pusat transit kokain karena letak geografisnya yang strategis di antara dua negara pemasok terbesar di dunia, yaitu Kolombia dan Peru.
Menurut laporan, sekitar 45 persen produksi kokain di Kolombia kini melewati Ekuador. Sebagian besar geng di Ekuador pun terlibat dalam perdagangan kokain yang terhubung dengan kartel internasional.
Ambil contoh Choneros, Gangster, dan Big Feet yang bekerja untuk Sinaloa. Sementara itu, Tiguerones, Wolves, dan Chone Killers berafiliasi dengan Generasi Baru Jalisco.
Setelah mendapatkan banyak uang dan senjata, geng kriminal di Ekuador menjalankan perang proksi dan memperebutkan kekuasaan di antara mereka.
Kondisi ini membuat Ekuador menjadi ladang pembunuhan baru di Amerika Latin. Selama 2020 hingga 2022, tingkat pembunuhan di Ekuador meningkat drastis 245 persen.
Pakar keamanan dan akademisi dari National Autonomous University of Mexico, Yadira Galvez, mengatakan kekerasan, pembunuhan, krisis di penjara, dan ketidakamanan di Ekuador meningkat karena pembangunan rute perdagangan kokain Eropa dan Asia-Pasifik.
"Ini karena pembentukan kelompok kriminal lokal dan tradisional seperti Los Choneros dan Los Lobos, serta fragmen keterlibatan intensif kartel Meksiko," kata Galvez, seperti dikutip Diologo Americas.
Apa saja pemicu pertarungan geng narkoba di Ekuador? Apa kaitannya dengan pembunuhan capres? Baca di halaman berikutnya >>>