Jakarta, CNN Indonesia --
Kecelakaan jet pribadi yang membawa bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin dan teka-teki keterlibatan presiden Rusia membetot perhatian publik.
Mulai dari kematian Prigozhin yang diduga dipalsukan, kesengajaan diledakkan di udara, hingga Kementerian Pertahanan Rusia yang menembakkan rudal menjadi spekulasi jatuhnya pesawat. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden merasa tidak heran akan keterlibatan Putin.
"Saya tak tahu pasti apa yang terjadi. Namun, saya tak kaget. Tak banyak sesuatu yang terjadi di Rusia tanpa Putin di belakangnya," kata Joe Biden, dikutip dari CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan dalam press conference Juli lalu di Helsinki, Finlandia, Joe Biden mengungkapkan akan berhati-hati saat makan dan memperhatikan menunya jika menjadi seorang Prigozhin.
[Gambas:Video CNN]
Apa itu Wagner Group pimpinan Yevgeny Prigozhin yang tewas dalam kecelakaan pesawat di wilayah Tver, Rusia?
Wagner Group adalah perusahaan paramiliter Rusia yang didirikan oleh Prigozhin dan Dmitry Utkin pada Tahun 2014.
Moskow sendiri sempat melarang perusahaan paramiliter atau tentara bayaran di Rusia. Dikutip dari ABC News, Wagner Group berjalan dalam kegelapan sampai pada 2022.
Pada 2022, Wagner mendaftarkan perusahaannya menjadi perusahaan militer swasta. Misi invasi Rusia ke Ukraina membuat Kremlin menerima Wagner Group sebagai pejuang perang.
Hal inilah yang membuat Prigozhin mendapat julukan "Koki Putin" karena menyediakan katering untuk Kremlin.
Lanjut baca di halaman berikutnya...
Wagner Group juga sempat mencuatkan kontroversi dengan merekrut para narapidana Rusia untuk membantu perang melawan Ukraina dengan total lebih dari 25.000 orang. Reuters News memberitakan bahwa mantan Menteri Pertahanan Rusia, Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev turut bergabung menjadi Wakil Komandan Warner Group.
Nama Wagner Group amat dikenal dengan kebrutalan dalam aksinya. Dilansir dari Visegrad Insight, Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken mengungkapkan keprihatinannya dalam KTT AS-Afrika akan taktik eksploitatif Wagner di Afrika dan pelanggaran Hak Asasi Manusia di Ukraina.
Taktik brutal yang digunakan Wagner adalah "membunuh atau terbunuh". Para pasukan Wagner tidak segan-segan untuk membunuh, menyiksa, memperkosa, menjarah, dan menghancurkan infrastruktur publik.
Prajurit Wagner yang kedapatan membelot juga akan didera hukuman berat. Video amatir tersebar di media sosial tentang seorang Prajurit Wagner yang dipukul dengan palu godam hingga tewas.
Wagner selama ini dipercaya oleh negara-negara Barat bekerja untuk Presiden Sudan, Omar Hassan Ahmad Al-Bashir. Middle East Monitor melaporkan bahwa Wagner terlibat dalam penambangan emas, penyebaran informasi palsu, dan perancangan skema untuk menekan demonstrasi pro-demokrasi di Sudan.
Operasi militer yang dilakukan Wagner Group ternyata tidak hanya terjadi di Ukraina dan Sudan. Wagner Group telah melancarkan aksinya di lebih dari 30 negara di dunia.
Negara-negara di Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Timur Tengah masuk dalam daftar operasi militer Wagner Group.