Dilansir dari portal Kementerian Industri, Perdagangan, dan Pariwisata, forum MSG digunakan untuk memperluas cakupan dari kerja sama perdagangan barang menjadi perdagangan jasa, tenaga kerja, serta perluasan negara anggota.
Indonesia pertama kali terlibat dalam forum MSG sebagai observer atau pengamat pada 2011 lalu. Indonesia baru menerima gelar sebagai anggota asosiasi atau associated member yang mewakili lima provinsi melanesian di Indonesia, dikutip dari info MSG pada 2015.
Sementara itu, saat ini MSG terdiri dari lima anggota yang terdiri dari empat negara yakni Papua Nugini, Fiji, Kepulauan Solomon, dan Vanuatu, serta satu organisasi yakni Front De Liberational De Nationale Kanak Et Solcialiste (FLNKS) dari New Caledonia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, ULMWP selama ini berstatus observer atau pemantau di MSG dan berupaya untuk menjadi anggota grup tersebut.
Bentuk kerja sama yang paling populer dalam MSG adalah Perjanjian Perdagangan MSG (MSGTA). Departemen Bea Cukai dan Pendapatan dalam Negeri Vanuatu menjelaskan bahwa perjanjian ini memberikan tarif preferensial atas tarif barang impor ke negara-negara anggota, kecuali minuman beralkohol, cuka, tembakau atau produk sejenisnya, bahan bakar mineral, minyak, lilin, dan gula tebu.
Forum MSG sendiri telah diadakan sebanyak 22 kali. Forum ke-22 MSG diadakan pada tanggal 23-24 Agustus 2023 di Port Vila, Vanuatu. Forum kali ini membahas dua hal penting. Pertama, ditetapkannya Deklarasi Udaune tentang pencegahan terjadinya perubahan iklim dengan penolakan negara-negara membuang limbah nuklir ke Samudra Pasifik. Kedua, membahas terkait penetapan ULMWP sebagai anggota MSG.
(tim/rds/bac)