Negara Melanesia atau Melanesian Spearhead Group (MSG) menegaskan kembali pengakuan soal kedaulatan Indonesia atas Papua yang tertuang dalam dokumen "Joint Communique 22nd MSG Leaders Summit" pada 24 Agustus lalu.
Komunike itu merupakan hasil Konferensi Tingkat Tingi (KTT) MSG di Vanuatu pada 23-24 Agustus. Indonesia hadir dalam KTT ini sebagai associated member (anggota sekutu).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para pemimpin menegaskan kembali kedaulatan Indonesia atas Papua," demikian bunyi dokumen itu yang diterima CNNIndonesia.com pada Rabu (30/8).
Indonesia turut hadir ke forum itu, tetapi walk out saat pemimpin separatis Persatuan Pembebasan Gerakan Papua Barat (ULMWP), Benny Wenda, hendak pidato.
Benny diundang ke KTT itu untuk membicarakan masalah status ULMWP yang sampai saat ini masih berstatus observer.
Anggota MSG di antaranya Vanuatu, Fiji, Kepulauan Solomon, Papua Nugini, dan Front Pembebasan Nasional Sosialis Kanak (FLNKS) Kaledonia Baru.
Berikut poin-poin hasil KTT MSG yang membahas soal Papua.
Para pemimpin mengakui bahwa forum yang paling tepat untuk membahas persoalan hak asasi manusia (HAM) adalah di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Dewan HAM.
"Para pemimpin menegaskan kembali kedaulatan Indonesia atas Papua," demikian dokumen itu.
Para pemimpin MSG juga telah menyampaikan pandangan kolektif mereka terkait situasi tersebut yang tercakup dalam komunike Forum Pacific Islands (Pacific Islands Forum/PIF).
MSG juga mendesak PIF untuk mengimplementasikan keputusan komunike pemimpin PIF pada Agustus 2019.
"Agar Komisaris HAM PBB melakukan misi ke Papua Barat dan provinsi-provinsi Papua dan mempertimbangkan akar masalahnya," lanjut dokumen itu.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>