Burkina Faso menjadi negara selanjutnya yang juga mengalami kudeta militer sebanyak dua kali. Kudeta militer Burkina Faso pada Januari 2022 terjadi saat sekelompok perwira militer melengserkan Presiden Roch Marc Christian Kabore.
Presiden Kabore dianggap tidak cakap menyelesaikan pemberontakan jihadis di Burkina Faso. Diangkatlah rezim pemerintahan baru yang dipimpin oleh Paul Henri Sandaogo Damiba.
Pemerintahan Damida tidak menunjukkan progres yang signifikan, justru semakin buruk. Pada September 2022, 40 persen wilayah Burkina Faso diduduki dan dikuasai oleh kelompok pemberontak Jihadis. Presiden Damida malah memecat menteri pertahanannya dan mengambil alih tugas. Hal inilah yang membuat militer Burkina Faso murka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari France 24, Kapten Angkatan Darat Ibrahim Traore memaparkan bahwa sekelompok perwira militer sepakat untuk memecat Presiden Damida, akan menutup perbatasan Burkina Faso, dan menghentikan aktivitas politik.
Kudeta militer yang terjadi di Niger serupa dengan kudeta yang terjadi di negara-negara Afrika lainnya dengan penangkapan presiden. Perbedaan menonjol dari terjadinya kudeta di Niger adalah reaksi dunia internasional yang mendukung presiden.
Presiden Niger, Mohamed Bazoum, diculik oleh pengawal presiden pada 26 Juli 2023. Para pengawal presiden menahan Presiden Bazoum dan keluarganya di rumahnya, Niamey. Dikutip dari Aljazeera, Istana dan kementerian di sebelahnya diblokir oleh militer, sehingga para staf istana tidak bisa berkomunikasi dengan presiden.
Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) meminta agar militer Niger mengembalikan pemerintah dalam tujuh hari. Namun, hingga batas waktu akhir belum ada respon baik dari militer. Perancis dan Amerika juga mengancam akan memutuskan bantuan senilai jutaan dolar jika militer Niger tidak patuh, dilansir dari New York Times.
Presiden Gabon, Ali Bongo Ondimba, dikudeta oleh militer sesaat setelah diumumkannya hasil pemilu oleh Badan Pemilihan Umum. Penggulingan Presiden Ali Bongo mengakhiri kekuasaannya yang sudah berjalan selama 14 Tahun. Hal ini juga memutus 55 Tahun rantai 'dinasti politik' yang dibangun oleh keluarga Presiden Ali Bongo.
Dikutip dari Aljazeera, tersebar video yang menampilkan Presiden Ali Bongo meminta tolong warganya untuk membuat keributan dan mendukung pembebasannya.
Namun, respons warga Gabon di luar dugaan. Masyarakat Gabon turun ke jalan dan menunjukkan sikap bahagia dengan menyanyikan lagu kebangsaan.
(tim/bac)