Indonesia Kirim Nota Protes usai Aksi Robek Al Quran di KBRI Den Haag
Duta Besar Republik Indonesia di Den Haag Mayerfas mengatakan pihaknya telah mengirim nota diplomatik ke pemerintah Belanda usai aksi pembakaran Al Quran di depan KBRI pada pekan lalu.
Mayerfas mengatakan Indonesia mengecam dan tak terima dengan aksi penistaan tersebut. RI lalu mengambil langkah protes.
"Kami protes. Kami sudah menyampaikan surat protes. Jadi, kita menyampaikan protes keras pada pemerintah Belanda. Kita sampaikan nota protes," kata Mayerfas saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (25/9).
Lebih lanjut, Mayerfas mengatakan nota tersebut dikirim tak lama setelah aksi perobekan Al Quran.
Dia juga mengatakan Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan protes ke Menlu Belanda di sela-sela acara Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.
"Menlu sudah bertemu dengan Menlu Belanda di New York. Sudah bertemu, menyampaikan kekhawatiran dan protesnya kepada Menlu Belanda," ujar Mayerfas.
Mayerfaa juga mengatakan para Duta Besar anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Belanda akan mengambil sikap.
Pada Sabtu lalu, kelompok anti-Islam Patriotic Europeans Against the Islamization of West (Pegida) melakukan aksi perobekan Al Quran di depan KBRI Belanda.
Pemimpin Pegida, Edwin Wagensveld, tampak merobek salinan kitab suci umat Islam itu di depan sejumlah kedutaan besar negara mayoritas Muslim seperti Indonesia, Turki, hingga Pakistan di Den Haag.
Wagensveld juga tampak membuang sejumlah halaman Al Quran ke tanah dan menginjak-injaknya.
Selama melakukan tindakan itu, Wagensveld mendapat pengamanan dari pihak kepolisian Belanda.
(isa/bac)