Jakarta, CNN Indonesia --
Selama ini, hubungan antara Israel dan Palestina terus diwarnai dengan perseteruan yang tidak berkesudahan.
Masyarakat Palestina hidup di bawah bayang-bayang ancaman dan serbuan bom yang sewaktu-waktu bisa merenggut nyawa mereka. Hingga hari ini, hampir 6.000 orang tewas dan puluhan ribu luka-luka atas perang Hamas dengan Israel sejak Sabtu (7/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pemimpin negara mulai menyuarakan keprihatinan mereka atas tewasnya warga sipil tidak bersalah. Kini, Israel sedang menyiapkan serangan lanjutan untuk menghabisi pasukan Hamas di Gaza melalui serangan darat.
Perselisihan antara Israel dan Palestina selama puluhan tahun membuat masing-masing negara ingin melumpuhkan satu sama lain, termasuk bagi pendukung-pendukungnya.
Pada 2014, sebuah kelompok tidak dikenal meluncurkan situs web yang menunjukkan profil orang-orang yang berafiliasi dengan kelompok mahasiswa pro-Palestina, dikutip dari The Guardian.
[Gambas:Video CNN]
Web tersebut menampilkan 54 nama, foto, pekerjaan, nama universitas, dan jurusan mereka untuk menghalangi para mahasiswa menyetop beasiswa hingga menghalangi dapatkan pekerjaan.
"Adalah tugas Anda untuk memastikan bahwa kaum radikal saat ini bukanlah pekerja di masa depan," sebuah penjelasan dalam video dalam web tersebut.
Canary Mission pertama kali muncul pada musim semi Tahun 2015 seiring dengan banyaknya aktivis mahasiswa yang menyuarakan hak asasi warga Palestina. Kepemimpinan dan keanggotaan organisasi ini bersifat anonim, namun dapat diselidiki bahwa organisasi ini serupa dengan spektrum politik sayap kanan Israel.
Situs Canary terus mempublikasikan profil orang-orang yang menyebarkan kebencian terhadap Amerika Serikat, Israel, dan Yahudi. Mereka mengklaim bahwa orang-orang yang ditampilkan sudah diteliti dengan cermat sebelumnya.
Kenyataannya, segala informasi yang ditampilkan oleh Canary adalah palsu dengan menargetkan mahasiswa dan organisasi kampus.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Dikutip dari Komite Kebebasan Akademik Asosiasi Studi Timur Tengah Amerika Utara, Canary Mission pada mulanya dibentuk untuk memerangi anti-Semitisme dan tindakan terorisme.
Akan tetapi, situs ini berubah menjadi menyesatkan dengan mengubah definisi anti-Semitisme dan terorisme. Mereka hanya berusaha untuk memaksakan gagasan dan ideologi.
Canary Mission beranggapan bahwa setiap kritik terhadap pendudukan Israel di Palestina, perampasan hak asasi manusia, dan kebijakan Amerika Serikat terkait Timur Tengah sama dengan anti-Semitisme dan terorisme.
Canary Mission berusaha membungkam diskusi mahasiswa tentang konflik Israel-Palestina. Secara tidak langsung, Canary Mission mengancam mahasiswa untuk mendapat pekerjaan di masa depan dengan cap radikalisme.
Kelompok yang menangani hak-hak sipil Palestina melaporkan bahwa banyak mahasiswa ditanya oleh perusahaan terkait profil mereka di situs Canary Mission.
Ancaman dan ketakutan ini juga dirasakan oleh seorang siswa di Amerika Serikat yang dilaporkan temannya ke FBI karena diduga teroris.
Saat ia menjabat sebagai ketua kelompok Mahasiswa untuk Keadilan di Palestina di kampus dan mengusulkan pemboikotan Israel, profilnya tercantum di situs Canary Mission,
"Kecemasan saya sangat besar sehingga saya menunda mendaftar ke sekolah pascasarjana selama dua tahun terakhir karena saya khawatir ini akan menjadi alasan saya ditolak," kata mahasiswa tersebut, dikutip dari The Intercept.
Caranya Merugikan Orang
Canary Mission terutama menargetkan golongan-golongan orang yang lemah secara sosial, seperti orang berkulit hitam, orang Arab atau Muslim, dan para imigran.
Terlepas dari latar belakang yang dimiliki seseorang, pencantuman profil dalam situs tersebut dapat menimbulkan kebencian dan pencemaran nama baik yang mengancam. Hal ini dapat membuat orang yang kuat menjadi lemah dan terisolasi.
Pada akhirnya, mahasiswa dan aktivis muda dipaksa untuk bungkam dan menutup pemikiran mereka terkait ketidakadilan yang dirasakan masyarakat Palestina.
Jejak digital sendiri akan susah dihapus, tidak peduli seberapa salah tindakan seseorang. Mahasiswa akan merasakan kerugian jangka panjang saat mereka memasuki pasar kerja.
Canary Mission Tidak Baru
Sejak 1980-an, kelompok-kelompok advokasi yang pro-Israel telah melancarkan propagandanya dan berupaya untuk membungkam aktivis mahasiswa pembela hak-hak Palestina.
Selama beberapa tahun, telah banyak bermunculan situs yang mencemarkan nama baik para peneliti dan pengajar yang berfokus pada gerakan anti-Israel.
Center for American Progress melaporkan bahwa terdapat keterkaitan antara situs-situs tersebut dengan kebangkitan Islamofobia di Amerika Serikat pada 2011. Pada kampus lainnya, ditemukan juga poster-poster yang menggambarkan mahasiswa dan dosen sebagai teroris.
Perbedaan mendasar terdapat di Canary Mission adalah target yang dituju. Canary Mission menyasar para mahasiswa dan gerakan mereka bersifat anonim.