Kenapa Rusia-China Tolak Melabeli Hamas Teroris?

CNN Indonesia
Selasa, 31 Okt 2023 19:38 WIB
Kenapa Rusia dan China enggan menyebut Hamas teroris seperti label yang diberikan negara-negara Barat?
Ilustrasi. Bendera China. (istockphoto/blackred)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejak Hamas menyerang sejumlah kota Israel pada 7 Oktober lalu, sejumlah negara terutama Barat ramai-ramai mengutuk aksi milisi Palestina itu karena dinilai melancarkan serangan terorisme.

Respons negara-negara Barat ini berbeda dengan Rusia dan China yang memilih tidak mengecam Hamas.

Saat rapat darurat Dewan Keamanan PBB, kedua negara hanya mengecam penyerangan terhadap warga sipil tanpa repot-repot menyebut dan mengutuk Hamas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Moskow dan Beijing bahkan tidak pernah sekalipun menyebut milisi itu sebagai teroris, baik untuk serangannya saat ini maupun untuk serangannya di masa lalu.

Kenapa Rusia dan China enggan menyebut Hamas teroris?

Selama berpuluh-puluh tahun, Rusia dan China memilih berdiri bersama Palestina agar wilayah itu mendapatkan kemerdekaan yang sah.

[Gambas:Video CNN]

Keputusan Rusia dan China mendukung Palestina bukan tanpa alasan. Kedua negara itu berupaya memperkuat posisi mereka demi mendapatkan sekutu di dunia Arab dan negara-negara potensial lain secara lebih luas.

Dikutip dari The Guardian, Rusia mencoba mencari dukungan untuk melanjutkan perang di Ukraina, sementara China berusaha membangun koalisi negara-negara berkembang yang lebih luas untuk memperluas pengaruh Beijing dan memperkuat upayanya bersaing dengan AS di panggung global.

"Beijing sudah pro-Palestina sejak masa Mao dan sadar akan hubungan dekat AS dengan Israel. [Sekarang] hampir semua hal yang didukung AS, harus ditentang oleh China," kata Yu Jie, peneliti senior Tiongkok di lembaga pemikir Chatham House di London.

Yu mengatakan Beijing ingin dilihat sebagai pendukung utama negara-negara selatan, yang mencakup sebagian besar negara-negara Arab, yang mempertahankan hubungan persahabatan dengan Tiongkok.

Menurutnya, persahabatan dengan negara-negara Timur Tengah ini baru bisa dicapai "dengan terus mendukung Palestina."

Salah satu langkah China mempererat hubungan dengan Arab terlihat cukup jelas pada Juni 2006. Saat itu, Beijing mengundang Menteri Luar Negeri Hamas Mahmoud al-Zahar menghadiri Forum Kerjasama China-Arab, sebuah keputusan yang sangat diprotes AS dan Israel namun dipuji oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Hamas di Mata China

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER