Kolombia baru saja mendaftarkan protes diplomatik terhadap Israel. Dilansir dari The Guardian, Presiden Kolombia Gustavo Petro memanggil kembali duta besarnya atas pembantaian rakyat Palestina yang dilakukan Israel.
"Saya telah memutuskan untuk memanggil kembali duta besar kami untuk Israel. Jika Israel tidak menghentikan pembantaian rakyat Palestina, kita tidak bisa tinggal diam," ungkap Petro.
Kolombia pun mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel jika penyerangan terhadap warga sipil tidak dihentikan. Petro termasuk pemimpin pertama yang mengutuk serangan balasan Israel ke Palestina dan membandingkan pasukan Israel dengan Nazi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Khamenei menyatakan bahwa pejabat Israel harus diadili atas tindakan mereka di Gaza. Penyerbuan dari negara-negara yang menentang Israel bisa saja terjadi jika serangan ke warga Palestina tidak dihentikan.
"Jika kejahatan rezim Zionis [Israel] terus berlanjut, umat Islam dan kekuatan perlawanan akan menjadi tidak sabar, dan tidak ada yang bisa menghentikan mereka," kata Khamenei, dikutip dari Aljazeera.
Maroko secara resmi mengecam tindakan Israel setelah Rumah Sakit Al-Muadhami di Jalur Gaza hancur digempur, dilansir dari Morocco World News.
Mayoritas korban pengeboman rumah sakit tersebut adalah warga yang mencari perlindungan dari agresi Israel di Rumah Sakit Arab Al-Ahli di Gaza.
Maroko menuntut perlindungan kepada warga sipil oleh semua pihak yang terlibat dalam perang. Maroko sebelumnya sedang membangun hubungan diplomatik penuh dengan Israel atas Perjanjian Abraham.
Pemerintah Pakistan meminta agar agresi militer Israel segera dihentikan.
"Menyerang rumah sakit, tempat warga sipil mencari perlindungan dan perawatan darurat adalah tindakan yang tidak manusiawi dan tidak dapat dipertahankan," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan, dikutip dari Anadolu Agency.
Pakistan selama ini tidak mengakui Israel dan menurut mereka secara historis wilayah Palestina yang diduduki seharusnya dikosongkan sesuai dengan resolusi PBB terkait dengan solusi dua negara.
Malaysia melalui Perdana Menteri Anwar Ibrahim turut mengutuk aksi Israel membombardir Jalur Gaza.
Anwar Ibrahim bahkan mengkrtitik negara-negara Barat yang selama ini lantang bicara hak asasi manusia (HAM) dan demokrasi.
Kritik tersebut mengemuka saat Anwar ikut aksi demonstrasi dukung Palestina di Stadion Axiata Arena, Kuala Lumpur, pada Rabu (24/10).
"Selama ini Barat begitu lantang bicara soal demokrasi, hak asasi, dan kemanusiaan, tetapi hari ini bisu jika Israel rakus menzalimi Palestina," kata Anwar di X.
(cpa/bac)