Rumah Sakit Khusus Kanker di Gaza Tumbang, 70 Pasien Terancam

CNN Indonesia
Kamis, 02 Nov 2023 18:57 WIB
Setengah rumah sakit di Gaza kolaps imbas blokade BBM Israel. Foto: REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA
Jakarta, CNN Indonesia --

Satu-satunya rumah sakit di Gaza yang melayani pengobatan kanker terpaksa berhenti beroperasi, karena kehabisan bahan bakar di tengah agresi Israel.

Direktur Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina, Subhi Sukeyk, mengatakan rumah sakit itu kini tak lagi berfungsi.

"Kami ingin menyampaikan ke dunia, 'Jangan biarkan pasien kanker mengalami kematian karena rumah sakit tidak dapat berfungsi'," kata Sukeyk, dikutip Al Jazeera.

Menurut otoritas Palestina, sebanyak 8.796 orang tewas sejak agresi Israel pada 7 Oktober lalu.

Penutupan operasi RS Persahabatan Turki-Palestina berarti 16 dari 35 rumah sakit di Gaza kini tak lagi beroperasi, begitu juga dengan 50 dari 72 klinik kesehatan di Gaza.

"Kehidupan 70 pasien kanker di rumah sakit sangat terancam," ujar Menteri Kesehatan Palestina Mai al-Kaila dalam sebuah pernyataan.

Sukeyk telah memperingatkan bahwa rumah sakit itu kehabisan bahan bakar dan penghentian operasional akan berdampak buruk bagi pasien,

Sebelumnya dalam unggahan di media sosial. kelompok medis Medecins Sans Frontieres (MSF) yang juga dikenal sebagai Doctors Without Borders, mengatakan rumah sakit tersebut rusak terkena proyektil Israel.

"Pihak berwenang Israel terus mencegah masuknya bahan bakar ke Gaza yang sangat penting untuk memberi daya pada rumah sakit. Selain itu rumah sakit dan fasilitas kesehatan diserang selama serangan gencar yang mengerikan ini," demikian pernyataan itu.

Tak hanya pasien penderita kanker yang terancam di tengah agresi Isrel, perempuan hamil juga menghadapi kemungkinan melahirkan tanpa dukungan medis.

"Diperkirakan 50 ribu perempuan hamil berisiko melahirkan tanpa listrik atau pasokan medis," demikian pernyataan Human Rights Watch.

Juru bicara Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Juliette Touma juga mengakui tidak ada bahan bakar yang masuk ke Jalur Gaza selama tiga minggu sejak perang pecah.

"Kami benar-benar kewalahan. Kami memiliki 670 ribu orang di tempat penampungan kami, jumlah ini empat kali lebih banyak dari yang kami rencanakan. Bahan bakar benar-benar menyelamatkan nyawa," kata Touma.



(dna/bac)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK