Presiden Brazil, Luiz Inácio Lula da Silva sebelumnya juga mengkritik serangan Israel dan menyebut keputusan PM Israel Benjamin Netanyahu sebagai "kegilaan".
"Kegilaan perdana menteri Israel yang ingin menghancurkan Jalur Gaza tapi lupa bahwa di sana bukan hanya ada prajurit Hamas, tetapi juga perempuan dan anal-anak yang menjadi korban terbesar dari perang," kata Luiz Inácio Lula da Silva.
"Hanya karena Hamas melakukan aksi teroris terhadap Israel, bukan berarti Israel harus membunuh jutaan orang yang tidak bersalah." lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan Reuters, Pemerintah Bahrain mengatakan bahwa duta besar Israel di kerajaan tersebut sudah pulang ke kampung halamannya, setelah Bahrain memprotes agresi ke Gaza.
Namun Pemerintah Bahrain tidak mengonfirmasi akan ada pemutusan hubungan ekonomi. Hanya saja, penerbangan antar kedua negara ditangguhkan selama beberapa pekan.
Honduras menyusul negara Amerika Latin lainnya yang menjauhi Israel sebagai langkah protes agresi ke Gaza. Diberitakan Arab News, Honduras memutuskan untuk memanggil duta besarnya di Israel.
Menteri Luar Negeri Honduras, Eduardo Enrique Reina mengatakan Presiden Xiomara Castro memutuskan segera memanggil duta besar mereka di Tel Aviv mengingat "situasi kemanusiaan serius yang diderita penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza."
Argentina yang selama ini dikenal bersahabat dengan Israel juga dilaporkan mengubah nadanya, padahal negara itu dikenal sebagai 'rumah' terbesar masyarakat Yahudi di Amerika Selatan.
Kementerian Luar Negeri Argentina mengecam Israel atas "pelanggaran hukum kemanusiaan internasional" setelah serangan ke kamp pengungsi Jabalia.
(del/end)