5 Poin Pernyataan Blak-blakan Biden soal Agresi Israel ke Gaza
Presiden Amerika Serikat Joe Biden blak-blakan menanggapi agresi Israel ke Jalur Gaza Palestina yang kian membabi buta imbas perangnya dengan milisi Hamas sejak 7 Oktober lalu.
Dalam kolom op-ed yang dirilis The Washington Post pada Sabtu (18/11), Biden membeberkan posisi AS terhadap situasi di Gaza saat ini.
Berikut 3 poin penting pernyataan Biden soal agresi Israel ke Gaza dalam kolom tersebut:
1. Tolak gencatan senjata di Gaza
Biden kekeh mendukung Israel dengan menolak gencatan senjata di Gaza. Padahal, bombardir Israel ke wilayah itu telah menewaskan 13 ribu orang per Senin (20/11), di mana 5.500 di antaranya merupakan anak-anak.
Menurut Biden, gencatan senjata tidak akan menjamin perdamaian atas situasi di Gaza.
"Selama Hamas berpegang teguh pada ideologi kehancurannya, gencatan senjata bukanlah perdamaian. Bagi anggota Hamas, setiap gencatan senjata adalah waktu yang mereka manfaatkan untuk membangun kembali persediaan roket mereka, memposisikan kembali pejuang, dan memulai kembali pembunuhan dengan menyerang orang tidak bersalah lagi," kata Biden dalam artikel di The Washington Post.
2. Bela agresi Israel soal serangan Hamas
Dalam kolom itu, Biden juga menegaskan sikap AS yang dengan tegas berdiri membela Israel terkait serangan milisi Hamas ke negara Zionis itu pada 7 Oktober lalu.
Serangan hingga penyanderaan ratusan warga di Israel oleh Hamas itu memang menjadi pemicu agresi Israel ke Gaza yang masih berlangsung hingga hari ini.
Israel berdalih gempuran militernya ke permukiman, kamp pengungsi, bahkan rumah sakit dilakukan demi memusnahkan "teroris Hamas". Selama ini, Israel berdalih Hamas menyembunyikan infrastruktur militer dan pusat komandonya di fasilitas publik seperti sekolah hingga rumah sakit.
Klaim tersebut sampai sekarang belum bisa dibuktikan sepenuhnya oleh Israel dan diverifikasi oleh lembaga internasional independen.
"Kami berdiri teguh bersama rakyat Israel saat mereka membela diri melawan nihilisme Hamas yang mematikan. Pada tanggal 7 Oktober, Hamas membantai 1.200 orang, termasuk 35 warga negara Amerika, dalam kekejaman terburuk yang dilakukan terhadap orang-orang Yahudi dalam satu hari sejak tragedi Holocaust.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>