Jabatan perdana menteri dari Partai Likud setelah Shamir pensiun akhirnya jatuh kepada Benjamin Netanyahu.
Netanyahu cenderung menggunakan kebijakan yang agresif untuk menangkal serangan teror dan mengupayakan proses perdamaian sambil menandatangani perjanjian dengan Palestina melalui prinsip timbal balik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terbukti dalam tiga tahun, kasus terorisme di Israel menurun drastis.
Sebelum akhirnya menjabat sebagai Perdana Menteri Israel untuk kedua kalinya, Netanyahu pernah digantikan oleh Ariel Sharon.
Sharon juga terus mengupayakan pertahanan Israel dari serangan dengan membangun pagar pemisah dan memulai Operasi Perisai Pertahanan.
Terpilihnya kembali Netanyahu sebagai perdana menteri diwarnai dengan beberapa kontroversi, yaitu dakwaan pidana suap, penipuan, pelanggaran kepercayaan, dan kegagalan membentuk pemerintahan.
Netanyahu ditetapkan sebagai perdana menteri dan pemimpin partai terlama dalam sejarah Israel.
Perang sengit yang terjadi antara Israel dan Hamas saat ini tidak menurunkan dukungan anggota Partai Likud kepada Netanyahu, walaupun sebagian besar masyarakat Israel menuntut mundurnya Netanyahu.
Dilansir dari The Jerusalem Post, berdasarkan survei yang dilakukan beberapa hari lalu, kecil kemungkinan terjadi kudeta di partai karena suara mayoritas masih mendukung Netanyahu sebagai ketua partai.
Namun, meningkatnya protes warga Israel atas serangan Hamas 7 Oktober lalu membuat Partai Likud tertinggal 22 kursi dari Partai Persatuan Nasional yang dipimpin oleh Benny Gantz.
Partai oposisi unggul dengan 78 kursi dibandingkan 42 kursi koalisi.
Jika kebencian terhadap Netanyahu meningkat, pemilihan umum berikutnya pada 2026 kemungkinan besar akan dimenangkan oleh partai Gantz.
(bac/cpa/bac)