Afrika Selatan telah menyampaikan gugatan di hadapan International Court of Justice (ICJ) atau Mahkamah Internasional, yang dengan tegas menuduh Israel telah melakukan genosida di Gaza.
Mahkamah Internasional di Den Haag telah mengadakan sidang pertama pada Kamis (11/1) kemarin, dan akan dilanjutkan hari ini (12/1) dengan giliran mendengarkan argumen lisan Israel.
Afrika Selatan menghadirkan dokumen setebal 84 halaman yang menuduh Israel telah melanggar Konvensi Genosida tahun 1948 pasca insiden Holocaust, yang mengamanatkan agar semua negara peratifikasi mencegah terulangnya kejahatan serupa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut poin-poin gugatan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional soal tuduhan genosida Israel atas Palestina di Gaza.
Pengacara yang mewakili Afrika Selatan di ICJ, Adila Hassim, mengatakan Israel telah melanggar Pasal II Konvensi Genosida, dengan melakukan "pembunuhan massal" terhadap warga Palestina di Gaza.
"Israel mengerahkan 6.000 bom per minggu, tidak ada yang selamat. Bahkan bayi yang baru lahir pun tidak. Para pemimpin PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) menggambarkannya sebagai kuburan anak-anak," kata Hassim, dikutip Al Jazeera.
"Tidak ada yang bisa menghentikan penderitaan ini, kecuali perintah dari pengadilan ini," imbuh Hassim.
Afrika Selatan menuntut Israel segera memerintahkan Israel, untuk menghentikan agresi militer di Gaza.
Di hadapan pengadilan, Afrika Selatan mengingatkan bahwa lebih dari 23 ribu warga Palestina telah terbunuh oleh serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Menteri Kehakiman Afrika Selatan, Ronald Lamola, mengatakan tanggapan Israel terhadap serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu di wilayah Israel selatan, "melewati batas".
"Tidak ada serangan bersenjata di wilayah suatu negara, tidak peduli seberapa seriusnya, bahkan serangan yang melibatkan kekejaman, yang dapat memberikan pembenaran atau pembelaan terhadap pelanggaran terhadap Konvensi [Genosida 1948], baik itu masalah hukum atau moralitas," kata dia.
Untuk itu, Afsel telah mendesak kepada Mahkamah Internasional untuk mengeluarkan perintah agar Israel menyetop agresinya di Jalur Gaza.
Adila Hassim selaku pengacara Afsel di ICJ juga memaparkan serangkaian pelanggaran Israel terkait Konvensi Genosida.
"Tindakan genosida pertama adalah pembunuhan massal warga Palestina di Gaza," kata Hassim, seraya menunjukkan foto kuburan massal tempat jenazah dikuburkan.
Tindakan genosida kedua adalah mengakibatkan kerugian fisik dan mental yang serius terhadap warga Palestina di Gaza, dan merupakan pelanggaran terhadap Pasal 2B Konvensi Genosida.
Pengacara kedua yang mewakili Afsel, Tembeka Ngcukaitobi, berpendapat "para pemimpin politik Israel, komandan militer, dan orang-orang yang memegang posisi resmi, secara sistematis dan eksplisit menyatakan niat genosida".
Dia menyinggung komentar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 28 Oktober 2023, yang memerintahkan militer Israel untuk melakukan invasi darat di Gaza.
Dia juga menyebut anggota parlemen Israel berulang kali menyerukan agar Gaza dimusnahkan, diratakan, dihapus dan dihancurkan.
Lanjut di halaman berikutnya...