Paetongtarn Shinawatra buka suara usai terpilih menjadi perdana menteri baru Thailand menggantikan Srettha Thavisin.
Dalam pidatonya, Paetongtarn mengatakan dirinya sangat tersanjung dan senang atas hasil tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sangat tersanjung dan senang. Saya benar-benar berharap bisa membuat orang-orang percaya diri," kata Paetongtarn, seperti dikutip AFP, Jumat (16/8).
Putri eks PM Thailand Thaksin Shinawatra ini berharap kualitas hidup warga Negeri Gajah Putih bisa meningkat di bawah pemerintahannya. Ia juga bertekad memberdayakan seluruh masyarakat Thailand di setiap lini.
"Saya memutuskan sudah waktunya melakukan sesuatu untuk negara dan partai. Saya harap saya bisa melakukan yang terbaik untuk membuat negara ini maju," ucapnya.
Paetongtarn Shinawatra terpilih menjadi Perdana Menteri baru Thailand usai meraup suara mayoritas dalam pemungutan suara parlemen pada Jumat (16/8).
Paetongtarn mengamankan 319 suara alias nyaris dua pertiga suara parlemen yang beranggotakan 493 orang.
Paetongtarn menjadi perdana menteri termuda Thailand dengan usianya yang baru 37 tahun. Ia juga menjadi PM perempuan kedua di Negeri Gajah Putih setelah Yingluck Shinawatra, tantenya yang merupakan saudara Thaksin.
Paetongtarn selama ini tak pernah memiliki rekam jejak berpolitik. Kemenangan dia dalam pemungutan suara pun menunjukkan "strategi Pheu Thai untuk mendukung gerakan pemuda", demikian menurut analis politik Yuttaporn Issarachai kepada AFP.
Pheu Thai adalah partai Thaksin yang telah merajai Thailand selama ini.
Terpilihnya dia sebagai PM pun memicu dugaan bahwa dirinya akan menjadi 'boneka' sang ayah.
Pemungutan suara untuk PM sendiri dilakukan usai Mahkamah Konstitusi Thailand memecat Srettha Thavisin karena pelanggaran kode etik.
Srettha dinilai melanggar etik karena menunjuk Pichit Chuenban sebagai Menteri Kantor PM pada reshuffle April lalu. Pichit merupakan eks narapidana yang terjerat kasus korupsi dan pernah dipenjara enam bulan pada 2008.