Pada 23 November, Trump mengumumkan bahwa Brooke Rollins akan memimpin Kementerian Pertanian Amerika Serikat selama masa pemerintahannya mendatang.
Rollins merupakan sekutu Trump yang menjadi bagian dari pemerintahan pertama sang eks Presiden sebagai direktur Domestic Policy Council. Ia saat ini menjabat sebagai presiden dan CEO America First Policy Institute.
Selain menteri, Trump juga telah menunjuk nama-nama tokoh perempuan yang akan menduduki posisi setingkat menteri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka antara lain Susie Wiles selaku Kepala Staf Gedung Putih, Tulsi Gabbard selaku Direktur Intelijen Nasional, dan Elise Stefanik selaku Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sehari setelah memenangkan pilpres, Trump langsung mengumumkan bahwa ketua kampanyenya, Susie Wiles, akan menjadi kepala staf Gedung Putih.
Wiles adalah sosok yang amat berperan di balik kemenangan Trump. Perempuan berusia 67 tahun itu telah bekerja di bidang politik Partai Republik selama puluhan tahun dan sukses membantu kemenangan gubernur hingga presiden, salah satunya Presiden Ronald Reagan pada 1980.
Pemilihan Gubernur Florida Rick Scott dan Ron DeSantis juga sukses berat berkat kebolehan Susie Wiles.
Wiles akan menjadi perempuan pertama dalam sejarah AS yang menduduki jabatan tersebut.
Mantan anggota Kongres Demokrat dari Hawaii, Tulsi Gabbard, akan menjadi Direktur Intelijen Nasional di bawah pemerintahan Trump.
Gabbard merupakan eks perwira cadangan Angkatan Darat AS. Dia pernah mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Demokrat pada 2020 namun gagal dan akhirnya beralih ke Partai Republik dalam beberapa tahun terakhir.
Gabbard telah bertugas di tim transisi Trump dalam kampanye sang eks Presiden pada 2024 ini.
Elise Stefanik merupakan salah satu sekutu setia Trump yang akan menjadi Duta Besar AS untuk PBB.
Stefanik adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS pada 2014. Ia kemudian dipilih oleh rekan-rekannya di DPR untuk menjadi Ketua Konferensi Partai Republik pada 2021.
Stefanik dikenal kritis terhadap PBB. Ia pernah menyuarakan ketidakpuasannya terhadap badan internasional tersebut yang dinilai kurang dalam memerangi milisi Hamas Palestina.
Stefanik memiliki sedikit pengalaman dalam kebijakan luar negeri dan keamanan nasional. Dilansir dari BBC, ia pernah bertugas di komite Angkatan Bersenjata DPR dan Komite Tetap Intelijen DPR.
(blq/bac)