Daftar Deal Negara-negara Termasuk RI soal Tarif Trump

CNN Indonesia
Kamis, 17 Jul 2025 07:10 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini mengumumkan telah menyepakati sejumlah kesepakatan perdagangan yang signifikan dengan Indonesia. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini mengumumkan telah menyepakati sejumlah kesepakatan perdagangan yang signifikan dengan Indonesia.

Kesepakatan baru antara Indonesia dan AS ini buah hasil dari "ancaman" tarif perdagangan yang Trump kenakan terhadap berbagai negara termasuk RI.

Selain Indonesia, sejumlah negara lain juga dilaporkan telah mencapai kesepakatan perdagangan dan ekonomi dengan AS sebagai tindak lanjut dari negosiasi pengenaan tarif perdagangan Trump.

Berikut daftar kesepakatan terbaru antara AS dan negara lain terkait tarif perdagangan yang Trump kenakan:

Uni Eropa

Trump sebelumnya mengancam akan meningkatkan tarif barang impor dari Uni Eropa hingga 30 persen per 1 Agustus mendatang.

Sebagai tanggapan, Uni Eropa tengah mempersiapkan sejumlah kesepakatan perdagangan dengan AS. Selain itu, UE juga berencana menerapkan tarif balasan terhadap AS jika negosiasi kedua belah pihak gagal menemui jalan tengah.

Dikutip Time, UE sedang melakukan negosiasi dengan AS agar sejumlah produk eksportnya ke Negeri Paman Sam hanya terkena 10 persen tarif.

Barang-barang itu terdiri dari berbagai sektor seperti farmasi, alkohol, dan semi-konduktor.

India

India menjadi salah satu negara yang mencapai kesepakatan perdagangan baru dengan AS sebelum tenggat waktu ancaman tarif Trump berlaku.

Dalam negosiasi kesepakatan terbaru, AS ingin India membuka pasarnya terutama bagi produk peternakan, kacang-kacangan, dan agrikultur Negeri Paman Sam seperti almond, kacang kedelai, hingga bibit tanaman.

Dikutip Reuters, dalam kesepakatan terbaru ini, India juga dilaporkan bersedia menurunkan tarif impor bagi produk buah, alat-alat medis, dan otomotif AS.

Jepang

Mulai 1 Agustus, Jepang akan dikenakan tarif sebesar 25%, sedikit meningkat dari tarif awal sebesar 24%, setelah Trump dalam beberapa pekan terakhir meragukan kemungkinan tercapainya kesepakatan dengan Jepang dalam waktu dekat.

Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, menyebut kenaikan tarif ini sebagai hal yang "sangat disesalkan" dan mengatakan bahwa Jepang akan terus berupaya mencapai kesepakatan sambil tetap mempertahankan kepentingannya. Ishiba juga membuka kemungkinan untuk berbicara langsung dengan Trump.

Namun, kemajuan dalam negosiasi terhambat oleh perbedaan pandangan terkait perlindungan Jepang terhadap industri beras domestiknya yang sangat penting secara politik. Pihak Trump menyebut Jepang mengenakan tarif impor beras asing lebih dari 700%.

Padahal faktanya, Jepang mengimpor 770.000 ton metrik beras setiap tahun tanpa dikenakan tarif, di mana sekitar separuhnya berasal dari AS. Di luar kuota tersebut, Jepang mengenakan tarif sebesar ¥341 (sekitar $2,30) per kilogram.

"Untuk menunjukkan betapa manja negara-negara telah menjadi terhadap Amerika Serikat, dan saya sangat menghormati Jepang, mereka tidak mau menerima beras kita, padahal mereka sedang kekurangan beras secara besar-besaran," tulis Trump di Truth Social pada 30 Juni. "Dengan kata lain, kita hanya akan mengirimkan surat, dan kita tetap senang menjadikan mereka sebagai mitra dagang selama bertahun-tahun ke depan."

Trump mengatakan kepada wartawan pada 1 Juli bahwa Jepang seharusnya "membayar 30%, 35% atau berapa pun angka yang kita tentukan."

"Saya tidak yakin kita akan membuat kesepakatan. Saya ragu dengan Jepang, mereka sangat keras. Harus dipahami, mereka sangat dimanjakan," tambahnya.

Namun, Perdana Menteri Shigeru Ishiba mengatakan pada 3 Juli, "pembicaraan memang lambat, tapi terus bergerak maju. Ada banyak isu yang dibahas, termasuk hambatan non-tarif, dan semuanya dibahas satu per satu."

Negosiasi juga terhambat oleh ketidakpastian terkait kesepakatan di sektor otomotif dan logam. Tarif untuk industri mobil serta baja dan aluminium masih dalam penyelidikan oleh Departemen Perdagangan AS, sehingga sulit untuk menyepakati kesepakatan tanpa mengetahui hasilnya. Selain itu, Trump juga menunjukkan sikap enggan mengalah terkait tarif mobil sebesar 25% yang berpotensi sangat merugikan ekspor Jepang.

Baca di halaman berikutnya >>>

Korsel sampai RI


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :