Kelompok Hamas menyatakan siap terlibat dalam perundingan untuk mengakhiri perang di Gaza. Mereka meminta perundingan dilakukan usai bantuan untuk Gaza tiba.
Dalam sebuah pesan di kanal Telegram, Hamas sebut siap untuk "segera" terlibat dalam negosiasi. Negosiasi, lanjut mereka, baru bisa dilakukan "setelah bantuan sampai kepada mereka yang berhak menerimanya dan krisis kemanusiaan serta di Gaza berakhir".
"Negosiasi yang berkelanjutan di bawah bayang-bayang kelaparan kehilangan substansi dan kegunaannya, terutama setelah pendudukan Zionis yang kriminal menarik diri dari negosiasi minggu lalu tanpa alasan yang jelas, di saat kita hampir mencapai kesepakatan", demikian bunyi pernyataan tersebut seperti dilaporkan Al Jazeera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam negosiasi pekan lalu, Hamas mengajukan apa yang disebutnya sebagai tanggapan "positif" dan "konstruktif" terhadap proposal gencatan senjata terbaru.
Pengajuan ini membuat Israel meninggalkan negosiasi.
Sementara itu, AS buka suara dan mengatakan bahwa Hamas tidak bertindak dengan itikad baik. Gedung Putih sedang mempertimbangkan alternatif untuk mengakhiri perang selain penyelesaian lewat negosiasi.
Akan tetapi, mediator Mesir dan Qatar mengatakan bahwa kemajuan telah dicapai dalam putaran perundingan terakhir.
Sementara itu Gaza dilanda kelaparan parah. Kondisi ini dilaporkan menewaskan lebih dari 100 orang. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, korban meninggal akibat kelaparan mayoritas anak-anak.
Protes keras masyarakat internasional pun membuat Israel akhirnya membuka wilayah udara guna pengiriman bantuan ke Gaza.
(els)