Sebanyak 83 orang tewas dalam serangan militer Israel di Jalur Gaza saat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berencana mencaplok total wilayah tersebut.
Menurut laporan jumlah yang tewas 58 di antaranya pencari bantuan. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (UNICEF) juga melaporkan setiap hari 28 anak tewas karena serangan Israel dan kekurangan makanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tewas karena bombardir, tewas karena malnutrisi dan kelaparan, tewas karena kekurangan bantuan," demikian pernyataan UNICEF, dikutip Al Jazeera, Selasa (5/8).
Israel terus melancarkan serangan sejak memulai agresi ke Palestina pada Oktober 2023.
Hingga kini, lebih dari 60.000 warga di Palestina tewas dan jutaan orang terpaksa menjadi pengungsi.
Serangan dan jumlah korban yang terus bertambah berlangsung saat Netanyahu berencana mencaplok total Jalur Gaza.
Menurut dia dan pendukung rencana tersebut operasi skala penuh di Gaza dilakukan demi menyelamatkan para sandera.
Namun, rencana itu ditolak banyak pihak termasuk Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel. Dia menilai operasi tersebut bisa menjadi jebakan jika diteruskan.
Keluarga sandera juga menyampaikan penolakan itu. Mereka bahkan menyebut Netanyahu penipu.
"Netanyahu sedang mempersiapkan penipuan terbesar. Klaim berulang soal pembebasan sandera melalui kemenangan militer adalah kebohongan dan penipuan publik," demikian pernyataan dalam forum itu, pekan lalu.
(isa/bac)