Netanyahu Mau Bangun 3.000 Rumah di Palestina, Tepi Barat Terbelah Dua
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ngotot memperluas pendudukan ilegal di Tepi Barat dengan membangun sekitar 3.401 unit perumahan hingga membuat wilayah Palestina itu terbelah menjadi dua bagian.
Dalam konferensi pers pada Kamis (14/8), Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengonfirmasi pemerintah akan membahas dan menyetujui kembali proyek pembangunan permukiman E1 yang sempat terhenti beberapa tahun itu. Rapat persetujuan tersebut diperkirakan akan digelar pekan depan.
Lebih lanjut, dia mengatakan persetujuan itu akan mencakup 3.401 unit rumah baru.
"Mereka akan membicarakan mimpi negara Palestina, dan kami akan terus membangun realitas Yahudi," kata Smotrich, dikutip CNN.
Dia lalu berujar, "Realitas ini jadi apa yang disebut mengubur selamanya gagasan Palestina, karena tak ada yang mengakui dan tak ada yang diakui."
Proyek ini nantinya akan menghubungkan Yerusalem ke permukiman Maale Adumim. Pembangunan tersebut juga membuat masa depan Ibu Kota Palestina yang selama ini digaung-gaungkan mustahil tercapai.
Sebelum agresi, Israel menduduki Tepi Barat dan kerap membangun pemukiman ilegal di sana yang pada akhirnya menggusur warga Palestina.
Sejumlah komunitas menyampaikan kecaman atas rencana Israel terkait proyek E1. Menteri Luar Negeri Prancis Jose Manual misalnya mengatakan rencana itu melanggar hukum internasional dan mencederai solusi dua negara.
Manual menilai solusi dua negara lah satu-satunya peta jalan damai dan kerangka menyelesaikan konflik Israel-Palestina, demikian dikutip WAFA.
Negara-negara Arab seperti Arab Saudi dan Qatar juga menyampaikan kecaman serupa. Mereka menyebut rencana itu menghalangi hak warga Palestina untuk menentukan nasib sendiri.
Rencana pembangunan ribuan unit di Tepi Barat muncul saat Israel meluncurkan operasi baru untuk mencaplok Kota Gaza.
Operasi ini juga berlangsung saat agresi brutal masih terjadi. Imbas agresi, lebih dari 61.000 orang di Palestina tewas dan jutaan orang terpaksa menjadi pengungsi.
(isa/rds)