Langka! Jerman Desak Israel Segera Gencatan Senjata di Gaza
Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul mengeluarkan pernyataan "langka" dengan mendesak Israel untuk segera menghentikan krisis kelaparan di Jalur Gaza, Palestina.
Dalam pernyataan usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI Sugiono di Kemlu RI, Rabu (20/8), Wadephul mengatakan Israel mesti mengambil sikap guna mengatasi penderitaan rakyat Gaza.
Lihat Juga : |
"Anda tahu bahwa kami mendukung perlawanan Israel terhadap milisi Hamas, namun kami juga merasa penderitaan rakyat Gaza tak tertahankan dan mendesak Israel untuk mengambil tindakan lebih lanjut yang dapat meringankan penderitaan ini," kata Wadephul di Jakarta.
Wadephul pada kesempatan itu juga menyerukan seluruh pihak untuk mendorong agar gencatan senjata segera tercapai. Ia juga meminta agar seluruh tawanan Hamas di Gaza segera dibebaskan.
"Saat ini, saya ingin mengulangi kembali seruan saya kepada semua pihak untuk mengupayakan kemungkinan gencatan senjata dan pembebasan sandera Hamas," kata Wadephul.
"Ada peluang nyata untuk menyelesaikan konflik ini sekarang. Banyak negara-negara yang turun tangan mengenai masalah ini. Saya percaya kita semua ingin konflik mengerikan ini diatasi melalui proses damai," imbuhnya.
Agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, telah menewaskan lebih dari 62 ribu orang, mayoritas anak-anak dan perempuan.
Israel terus melakukan blokade terhadap bantuan kemanusiaan hingga membuat warga Gaza dilanda krisis kelaparan akut. Banyak warga Gaza meninggal dunia akibat malnutrisi, selain karena serangan brutal pasukan Negeri Zionis.
Berbagai negara, termasuk negara-negara Barat, geram dan mulai menuntut Israel menghentikan blokade.
Israel pun kini mulai mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza meski masih tetap melakukan sejumlah pembatasan.
Qatar dan Mesir baru-baru ini menyodorkan proposal gencatan senjata kepada Hamas dan Israel. Isinya, penghentian perang selama 60 hari serta pembebasan sandera yang masih tersisa.
Hamas telah menyetujui usulan para mediator tersebut. Sedangkan Israel belum memberikan tanggapan.
(blq/dna)