Kata-kata Rusia soal Eks TNI Satria Kumbara Jadi Tentara Beruang Merah
Rusia memberi penjelasan soal keberadaan Satria Kumbara, eks TNI Angkatan Laut, yang bergabung jadi negara di Negeri Beruang Merah tersebut.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov, membenarkan orang asing bisa bergabung dengan angkatan bersenjata di negaranya.
Tolchenov tidak menutup kemungkinan ada orang Indonesia yang secara resmi dan sah datang ke wilayah Rusia kemudian menandatangani kontrak menjadi tentara.
"Bagi warga negara asing yang sudah berada di wilayah Rusia dan ingin bergabung dengan angkatan bersenjata Rusia, ini memungkinkan, untuk menandatangani kontrak," ungkap dia dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Rabu (20/8).
"Dan saya yakin begitu, orang ini melakukannya. Tetapi semua konsekuensi lain ada pada dia, karena, Anda tahu, cukup banyak negara melarang kegiatan semacam itu," katanya melanjutkan.
Pernyataan itu sejalan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang meneken dekrit sehingga mengizinkan warga asing bertugas di tentara Rusia, tak cuma dalam keadaan darurat tetapi juga selama periode mobilisasi.
Ia menekankan orang yang bergabung di Angkatan Bersenjata Rusia adalah para profesional.
"Mereka menandatangani kontrak, dan orang-orang itu bisa jadi orang Rusia dan, dalam beberapa kasus, warga asing," ungkap Tolchenov.
Dubes Rusia itu mengaku hanya tahu soal Satria Kumbara dari media-media di Indonesia. Ia paham banyak negara melarang warga negaranya menandatangani kontrak dengan militer asing. Oleh karena itu Tolchenov menyatakan kini Satria Kumbara bertanggung jawab penuh secara pribadi atas pilihannya tersebut.
"Saya tidak tahu apa aturannya di sini di Indonesia, dalam konstitusi Anda, dalam undang-undang Anda. Tetapi jika Pak Kumbara melanggar aturan Indonesia, itu adalah tanggung jawab pribadinya," kata Tolchenov.
Lihat Juga : |
Persoalan tentara asing di Rusia ramai di Ri usai viral video eks TNI Satria Kumbara di media sosial. Dalam rekaman tersebut, dia memakai dua seragam militer TNI AL dan seragam militer Rusia.
Pada akhir Juli lalu, Satria meminta pemerintah Indonesia untuk memulangkan dia dan memberi kembali status warga negara Indonesia (WNI).
Dia lantas menyampaikan minta maaf karena meneken kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia hingga menyebabkan pencabutan status WNI.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia Supratman Andi Agtas sebelumnya mengatakan status WNI Satria otomatis hilang jika terbukti bergabung dengan militer asing.
(nva)