Topan Kajiki Mengancam, Vietnam Berencana Evakuasi 300 Ribu Warga

CNN Indonesia
Minggu, 24 Agu 2025 20:16 WIB
Pemerintah Vietnam berencana mengevakuasi 300.000 lebih warga seiring mendekatnya Topan Kajiki.
Ilustrasi. Pemerintah Vietnam berencana mengevakuasi 300.000 lebih warga seiring mendekatnya Topan Kajiki. (REUTERS/Ann Wang)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Vietnam berencana mengevakuasi 300.000 lebih warga seiring mendekatnya Topan Kajiki, Minggu (24/8). Banyak penerbangan domestik telah dibatalkan.

Lebih dari 325.500 penduduk di lima provinsi pesisir akan dievakuasi ke sekolah-sekolah dan gedung-gedung publik- yang nantinya akan diubah menjadi pusat evakuasi sementara.

Sementara maskapai nasional Vietnam Airlines dan Vietjet mengumumkan pembatalan penerbangan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badai tersebut diperkirakan akan mendarat di pantai timur Vietnam pada hari Senin.

"Situasinya sangat berbahaya dan tidak aman untuk kendaraan atau bangunan apa pun seperti kapal pariwisata atau kapal penangkap ikan dan fasilitas budidaya perairan," kata otoritas bencana yang bekerja di bawah Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup Vietnam.

Menurut Pusat Peringatan Topan Gabungan, Topan Kajiki bergerak perlahan melewati pantai selatan Tiongkok dengan kecepatan angin maksimum berkelanjutan 90 knot (167 kilometer per jam), dan diperkirakan semakin menguat.

Hujan deras diperkirakan akan melanda sebagian Provinsi Ha Tinh dan Nghe An di Vietnam pada hari Senin dan Selasa, menurut Badan Meteorologi Tiongkok. Angin kencang kemungkinan akan memengaruhi fasilitas listrik, transportasi, dan industri lainnya.

Kementerian Pertanian Vietnam menyampaikan itu merupakan badai tropis kelima yang melanda tahun ini, dengan lebih dari 100 orang tewas atau hilang akibat bencana alam dalam tujuh bulan pertama tahun 2025.

Kerugian ekonomi diperkirakan lebih dari $21 juta.

Resor tropis Hainan di Tiongkok meningkatkan tanggap daruratnya ke tingkat tertinggi dan mengevakuasi sekitar 20.000 penduduk pada hari Minggu, menurut kantor berita pemerintah Xinhua.

Kota utama pulau itu, Sanya, menutup area wisata dan menghentikan operasional bisnis.

Vietnam disebut menderita kerugian ekonomi sebesar $3,3 miliar September lalu akibat Topan Yagi, yang melanda wilayah utara negara itu dan menyebabkan ratusan korban jiwa.

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia memicu pola cuaca lebih ekstrem dan tidak dapat diprediksi yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya banjir dan badai yang merusak, terutama di daerah tropis.

(ryn/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER