Eks PM Thaksin Shinawatra ke Dubai saat Thailand 'Chaos'
Mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra bertolak ke Dubai di saat Thailand dilanda kekacauan politik.
Channel News Asia (CNA) melaporkan Thaksin meninggalkan negara itu pada Kamis (4/9) malam, sehari sebelum parlemen melakukan pemungutan suara untuk memilih perdana menteri baru menggantikan putrinya, Paetongtarn Shinawatra.
Mahkamah Konstitusi pada 29 Agustus resmi mencopot Paetongtarn karena pelanggaran etik. Pelanggaran ini terkait bocornya percakapan telepon antara dia dan eks PM Kamboja Hun Sen pada Juni lalu, yang ramai dikecam warga Thailand.
Kepergian Thaksin juga dilakukan beberapa hari sebelum pengadilan menetapkan apakah ia akan dipenjara lagi karena perawatannya di rumah sakit dahulu.
Setelah kembali dari pengasingan pada 2023, Thaksin menjalani hukuman delapan tahun penjara buntut sejumlah kasus, salah satunya penyalahgunaan kekuasaan dan konflik kepentingan saat dia menjadi PM pada 2001-2006.
Namun, pada malam pertamanya di penjara, ia dipindahkan ke kamar VIP rumah sakit karena alasan medis.
Pada September 2023, Raja Thailand memutuskan mengurangi masa kurungannya menjadi satu tahun melalui pengampunan kerajaan.
Mahkamah Agung pada Selasa (9/9) dijadwalkan menggelar sidang untuk memutuskan apakah perawatan Thaksin di rumah sakit ini dihitung sebagai masa tahanan. Jika tidak, Thaksin berpotensi dibui lagi.
Thaksin sendiri telah menyampaikan perjalanannya ke Dubai untuk pemeriksaan kesehatan. Ia mengaku akan kembali ke Thailand pada Senin (8/9).
Ia merupakan tokoh sentral dalam pertarungan politik Thailand selama dua dekade. Ia selama ini dianggap mengendalikan pemerintahan putrinya Paetongtarn.
Sosok Thaksin saat ini pun menjadi sorotan karena mantan partai koalisi putrinya, Partai Bhumjaithai, belakangan meroket dan mendapat dukungan publik.
Pemimpin Bhumjaithai, Anutin Charnvirakul, baru-baru ini menempati posisi teratas sebagai kandidat terkuat calon pengganti Paetongtarn.
Partai Pheu Thai, pimpinan Paetongtarn, telah menyatakan akan mencalonkan mantan jaksa agung berusia 77 tahun, Chaikasem Nitisiri, sebagai rival Anutin. Pheu Thai berjanji akan menggelar pemilihan umum secepatnya jika Chaikasem terpilih.
Namun, dengan kepergian Thaksin ke Dubai, peluang Chaikasem untuk terpilih sangat tipis.
Apalagi, koalisi Anutin saat ini memiliki 146 kursi di parlemen. Untuk mengamankan posisi PM, ia harus mengantongi lebih dari setengah suara majelis rendah alias 247 suara.
Partai Rakyat menyatakan tetap akan menjadi oposisi pemerintah. Kendati demikian, mereka siap memberikan 143 suaranya untuk Anutin.
Dengan dukungan ini, potensi Anutin terpilih sebagai PM baru Thailand sangat besar.
(blq/sfr)