PM Qatar Marah Netanyahu Sok Bicara Keadilan: Dia yang Harus Diadili!
Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani menyebut serangan Israel udara ke wilayahnya termasuk tindakan "teror negara".
Al Thani menegaskan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu harus "diadili" terkait aksi teror sewenang-wenang dari negaranya tersebut.
"(Saya) tidak menemukan kata-kata yang cukup untuk meluapkan amarah," ucap Al Thani kepada wartawan CNN Becky Anderson saat ditanya soal serangan Israel ke Qatar.
Ketika Anderson memintanya menggambarkan amarahnya dalam satu kata soal serangan Israel, Al Thani menjawab: "Ini adalah teror negara. Itulah sebutannya."
Netanyahu tidak menunjukkan penyesalan atas serangan Israel tersebut, bahkan berjanji akan menargetkan Qatar dan negara lain yang menampung "teroris".
Ia menegaskan bahwa bila negara-negara tersebut tidak mengadili atau mengusir mereka, Israel akan mengambil tindakan. Al Thani menolak ancaman itu dengan tegas.
"Dia (Netanyahu) bicara soal 'membawa mereka (Hamas) ke pengadilan'. Justru dia lah yang harus diadili," ujar Al Thani dengan nada keras.
"Dialah orang yang menjadi buronan di ICC (Mahkamah Pidana Internasional). Itu yang utama. Seseorang seperti dia, mencoba mengajari dunia tentang hukum, padahal dia lah yang melanggar setiap hukum-setiap hukum internasional. Dia membuat rakyat Gaza kelaparan dan melakukan berbagai tindakan brutal di seluruh kawasan. Apa berikutnya? Apa lagi yang akan ia lakukan?" paparnya menambahkan.
Serangan Israel di Doha pada Selasa menargetkan pertemuan para pemimpin biro politik Hamas yang sedang membahas proposal gencatan senjata di Gaza, di mana hampir 65.000 orang telah tewas imbas agresi brutal Israel sejak Oktober 2023 lalu.
Agresi brutal Israel di Gaza ini bahkan telah dicap sebagai genosida oleh sejumlah akademisi dan lembaga HAM.
Tak satu pun pemimpin Hamas yang menjadi sasaran tewas atau terluka. Namun, putra dari pemimpin Hamas Khalil Al Hayya, seorang asisten kantor, serta seorang perwira keamanan Qatar termasuk di antara enam korban jiwa.
Perdana Menteri Qatar juga menceritakan bahwa ia sempat bertemu dengan keluarga salah satu sandera Israel pada pagi hari, sebelum Israel melancarkan serangan udara ke Doha. Ia mengenang bagaimana keluarga itu mengatakan mereka "menggantungkan harapan" pada mediasi yang tengah diupayakan Qatar.
"Mereka tidak punya harapan lain selain itu (pembebasan sandera). Saya kira apa yang dilakukan Netanyahu kemarin adalah mematikan harapan terakhir bagi para sandera itu," ujar Al Thani seperti dikutip Middle East Eye.
Menurut Al Thani, sejak agresi brutal di Gaza pecah, Netanyahu secara sistematis menghancurkan setiap peluang untuk membebaskan sandera maupun menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Al Thani menambahkan, ia telah menyaksikan berulang kali bagaimana Netanyahu berusaha menggagalkan kesepakatan damai sepanjang proses negosiasi. Ia juga menegaskan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak menyetujui serangan Israel ke Doha.
"AS sudah berkali-kali menyatakan dukungannya kepada kami. Presiden sangat jelas menyatakan bahwa tindakan ini tidak bisa diterima dan ia tidak menyetujui tindakan Israel," kata Thani.
(rds)