Presiden Kolombia di PBB: Trump Biarkan Rudal Meluncur ke Bocah Gaza
Presiden Kolombia Gustavo Petro menuduh Presiden Amerika Serikat Donald Trump kaki tangan genosida menyusul agresi Israel yang kian brutal di Palestina.
Petro melancarkan tuduhan itu saat pidato dalam sesi debat umum di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (23/9). Menurut dia, Trump tak hanya membiarkan rudal meluncur dan membunuh anak-anak di Karibia.
Lihat Juga : |
"Dia membiarkan rudal diluncurkan ke anak-anak, remaja, perempuan, dan lansia di Gaza. Trump adalah kaki tangan genosida. Karena itu genosida harus diteriakkan berkali-kali," kata Petro.
AS merupakan sekutu dekat Israel. Selama agresi brutal di Palestina, mereka tetap mengirim bantuan untuk pemerintahan Benjamin Netanyahu.
AS tak pernah mengecam agresi Israel karena dianggap sebagai bentuk mempertahankan diri. Washington juga nyaris tak pernah menyalahkan Israel, mentok mereka hanya menyayangkan tindakan.
Di luar itu, Trump dan Netanyahu memiliki hubungan yang kuat. Presiden AS ini bahkan sempat mengusulkan pemindahan warga Palestina, gagasan yang dianggap sebagai upaya ethnic cleansing.
Petro lalu berujar, "Forum ini adalah saksi bisu sekaligus kaki tangan genosida di dunia ini."
Lihat Juga : |
Trump, kata dia, tak bicara demokrasi, kemiskinan, atau krisis iklim. Presiden AS itu hanya mengancam, membunuh, dan membiarkan puluhan ribu orang terbunuh.
Petro lalu meminta PBB menegakkan keputusan Mahkamah Internasional (ICJ). Pada 2024 lalu, pengadilan meminta Israel menghentikan pendudukan di Palestina.
ICJ menganggap pendudukan Israel di Palestina ilegal. Mereka juga meminta pasukan zionis segera angkat kaki dari wilayah yang diduduki karena keberadaan mereka melanggar hukum.
Tak cuma itu, mereka meminta pemerintahan Negeri Zionis menghentikan seluruh aktivitas permukiman baru.
Israel melancarkan agresi ke Palestina pada Oktober 2023. Sejak saat itu, mereka tak henti menggempur warga dan objek sipil.
Imbas agresi brutal tersebut, lebih dari 65.000 warga di Palestina tewas, ratusan ribu rumah dan fasilitas sipil hancur, hingga jutaan orang terpaksa menjadi pengungsi.
(isa/bac)