Negara-negara Eropa Ini Sudah Siaga Perang! Warga Mulai Nyetok Makanan

CNN Indonesia
Kamis, 23 Okt 2025 12:45 WIB
Sejumlah negara di Eropa sudah meminta warganya mempersiapkan persediaan makanan hingga logistik menyusul kemungkinan perang pecah di benua ini.
(Foto: AFP/Francois Walschaerts)

Inggris

Tak cuma Jerman, Inggris juga menerapkan hal serupa. Mereka mengimbau seluruh rumah tangga menimbun makanan kaleng, air, obat-obatan, dan makanan untuk hewan peliharaan.

Strategi Inggris menyatakan musuh meletakkan fondasi untuk konflik di masa depan, bergerak cepat, dan menyebabkan gangguan besar di sektor energi atau rantai pasokan.

"Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun kita harus secara aktif mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan Inggris berada di bawah ancaman langsung, berpotensi dalam skenario perang," demikian keterangan dalam dokumen panduan pemerintah untuk masa krisis, dikutip media lokal Inggris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Menteri Pertahanan dan Anggota Parlemen Tobias Ellwood mengatakan Inggris harus "bangun dan mulai bersiap" karena kemungkinan "serangan zona abu-abu" kemungkinan besar akan berdampak ke pasokan energi dan pangan.

Swedia

Anggota baru Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Swedia, meluncurkan inisiatif cadangan pangan nasional pertama sejak Perang Dingin saat ketegangan dengan Rusia meningkat.

Pemerintah Swedia mengalokasikan 575 juta kronor (Rp998 miliar) untuk penyimpanan biji-bijian darurat dengan prioritas awal diberikan ke wilayah utara negara itu, demikian dikutip Newsweek.

Langkah ini menyusul peringatan dari negara-negara di sisi timur NATO tentang ancaman keamanan yang ditimbulkan Rusia usai dituduh mengirim drone ke wilayah udara anggota NATO, Polandia.

Uni Eropa

Pada Maret lalu, Uni Eropa juga merilis dokumen setebal 18 halam untuk mewanti-wanti warga menghadapi realitas baru akibat perang Rusia-Ukraina, ketegangan geopolitik yang meningkat, sabotase infrastruktur hingga peperangan elektronik.

Uni Eropa bahkan menyarankan warga di Benua Biru itu menimbun makanan dan logistik penting lain untuk menopang selama 72 jam dan memastikan siap menghadapi keadaan darurat.

"Dalam kasus gangguan sistem, periode awal adalah yang paling kritis," demikian dokumen Uni Eropa, dikutip CNN.

Dalam rilis resmi, mereka menyebut Eropa perlu mengubah pola pikir untuk menumbuhkan budaya kesiapsiagaan dan ketahanan.

Uni Eropa juga menyerukan pelajaran kesiapsiagaan masuk dalam kurikulum sekolah termasuk membekali pelajar dengan keterampilan melawan disinformasi dan manipulasi.

"Realitas baru menuntut tingkat kesiapsiagaan yang baru di Eropa," kata Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen.

"Warga negara kita, Negara Anggota kita, dan pelaku bisnis kita membutuhkan perangkat yang tepat untuk bertindak, baik dalam mencegah krisis maupun bereaksi cepat ketika bencana terjadi."

Inisiatif nampaknya berfungsi sebagai peringatan bagi negara anggota soal situasi keamanan blok tersebut.

(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER