Masjid Al Aqsa juga menjadi saksi peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Al-Aqsa, kemudian naik ke Sidratul Muntaha. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur'an Surah Al-Isra' ayat 1:
"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masjid Al Aqsa sudah berkali-kali mengalami renovasi termasuk pasca gempa bumi. Gempa bumi pada tahun 746 M menghancurkan masjid ini, dan kemudian dibangun kembali oleh Khalifah Abbasiyah Al-Mansur pada tahun 758 M.
Pembangunan ini dilanjutkan oleh penerusnya, Al-Mahdi, pada tahun 780 M, yang memperluas masjid menjadi lima belas lorong dengan kubah pusat.
Namun, gempa bumi pada tahun 1033 M kembali merusak masjid, dan dibangun ulang oleh Khalifah Fatimiyah Al-Zahir pada tahun 1035 M, mengurangi jumlah lorong menjadi tujuh tetapi menambahkan dekorasi interior yang kaya.
Namun setelah Israel menduduki Palestina, kondisi Masjid Al Aqsa terancam roboh. Hal itu lantaran Israel menggali terowongan di sekitar masjid dengan alasan menggali artefak atau benda bersejarah dan demi penggalian ilmiah.
"Penggalian arkeologi yang telah dilakukan Israel selama bertahun-tahun di dekat Bukit Bait Suci merupakan upaya ilmiah dan budaya yang patut dipuji," seperti ditulis Jerusalem Centre for Security and Forein Affairs.
Bukan hanya itu, bahkan pemerintah Israel merestui apa yang dilakukan warganya terhadap situs bersejarah dan suci bagi Umat Islam itu.
Pada 2023 silam misalnya, pemerintah Israel menggali terowongan persis di bawah Masjid Al Aqsa. Penggalian terowongan ini sudah dilakukan sejak lama hingga menimbulkan kekhawatiran. Sebab terowongan ini secara perlahan namun pasti akan menghancurkan fondasi bangunan masjid.
Arkeologi Jamal Amro, melansir kantor berita Turki, Anadolu Agency (AA) mengatakan Israel menggali terowongan sejak 1967. "Sejak tahun 1967, Israel telah melakukan lebih dari 100 penggalian di bawah kota kuno yang diduga untuk drainase air hujan," kata Prof Amro, Juli 2022 silam.
(imf/rds)